Tim Bali Safari & Marine Park Selamatkan Bayi Dugong di Pulau Komodo

27 Januari 2016, 23:20 WIB
IMG 20160120 WA0001
Tim Bali Safari Marine Park selamatkan bayi dugong di Pulau Komoso (foto:istimewa)

Kabarnusa.com – Baru-baru ini seekor anak dugong yang
terdampar di pesisir Pulau Komodo Nusa Tenggara Timur berhasil
diselamatkan tim Bali Safari & Marine Park dan Batang Dolphin
Centre.

Regu penyelamat terdiri dokter hewan spesialis
mamalia laut dan tim peduli satwa lainnya untuk datang merespon
panggilan penyelamatan satwa dari pemerintah Indonesia.

Mereka,
tiba di Taman Nasional Komodo satu hari setelah adanya pemberitahuan
ditemukannya seekor anak dugong yang terdampar di pesisir pulau
tersebut.

Brand & Marketing Manager Bali Safari
& Marine Park Nova Dien mengungkapkan, pihaknya merespon panggilan
dari Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), dengan mengirim regu
penyelamat terdiri dari Dr. Nimal Fernando, Dr. Kadek Kesuma, Nyoman
Suartawan dan Sutejo tiba di Kanawa Island Resort.

Sebelumnya,
sekelompok ahli biologi dari Amerika yang kebetulan sedang berlibur
juga turut memelihara dan memberimakan dugong yang diperkirakan baru
berumur satu bulan tersebut.

“Regu penyelamat mendapati satwa malang itu dalam keadaan luka-luka karena tergores karang tajam

dan kekurangan nutrisi dari air susu induknya,” tutur Nova dalam siaran persnya Rabu (27/1/2016).

Diduga,
dugong tersebut sudah kehilangan induk, namun detail tentang dimana
atau apakah induknya telah mati tidak diketahui secara pasti.

Berdasarkan hal itu, secara statistic dapat diperkirakan bahwa kemampuan bertahan hidup anak dugong tersebut sangat kecil.

Dikatakan,
tim penyelamat memutuskan untuk tidak membuang waktu lagi dan secara
harafiah betul – betul “terjun” dan menghabiskan 8 jam sehari di laut.

Di
bawah tempat penampungan darurat, mengatur jadwal untuk menyusui si
bayi dugong dengan susu formula khusus yang telah dibawa dari Bali
Safari & Marine Park.

Optimis, tim melaporkan
bahwa saat ini pasien mereka telah mulai mengkonsumsi rumput laut yang
masih diselingi dengan susu formula.

“Melalui
pemantauan perkembangan yang masih berlanjut, tim telah melihat indikasi
positif bahwa saluran pencernaan bayi dugong ini telah berfungsi dengan
normal,” sambung Nova.

Dari hasil konsultasi dengan
perwakilan BKSDA, Taman Nasional Komodo, World Wildlife Foundation
(WWF), dan komunitas pendukung yang terdiri dari warga sekitar, telah
diputuskan bahwa regu penyelamat dari Bali Safari & Marine Park dan
Batang Dolphin Centre akan tinggal sementara.

Tim
penyelamat itu akan terus mengawasi kondisi dan memberikan pelatihan
berkelanjutan tentang cara merawat dan memberi makan mamalia laut
tersebut kepada komunitas dari warga sekitar.

Diperlukan
perhatian khusus untuk memastikan dugong diberikan makan setiap dua jam
sehari. Masyarakat juga diinstruksikan untuk membangun sebuah sea pen
untuk melindungi satwa tersebut dimalam hari.

Diketahui,
dugong atau biasa dikenal sebutan duyung atau sapi laut merupakan
mamalia laut berukuran cukup besar, panjang dugong dewasa bisa mencapai
2,5 hingga 3 meter.

Dengan kemampuan bertahan hidup
hingga 75 tahun, satwa yang dikenal jinak dan pemalu ini biasa hidup di
perairan laut tenang dan dangkal, dengan makanan rumput laut dan akar –
akar tanaman laut lainnya.

Dahulu, dugong biasa diburu
untuk daging dan minyak tubuhnya. Namun kini dugong telah dikategorikan
sebagai satwa yang terancam punah dan dilindungi dibawah hokum nasional
dan perjanjian internasional.

Diharapkan dengan cinta,
perhatian dan perawatan professional yang diberikan Bali Safari, Batang
Dolphin Centre dan anggota – anggota komunitas lokal bisa membuat bayi
dugong ini bertahan hidup di lautan hingga dewasa. (gek)

Artikel Lainnya

Terkini