Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi membuka pertemuan ASEM keempat di Nusa Dua Bali/FotoListimewa |
NUSA DUA – Pertemuan Asia-Europe Meeting (ASEM) – Transport Minister Meeting (TMM) keempat diharapkan bisa melahirkan Deklarasi Bali yang bisa menjadi pedoman bagi negara-negara anggota dalam membahas program-program yang akan dilaksanakan secara bersama-sama.
Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi menyampaikan apresiasinya atas kepercayaan kepada Indonesia sebagai tempat penyelenggaraan ASEM-TMM ke 4 yang dihadiri Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta
Dalam kesempatan itu, Menhub menyampaikan program tol laut yang digagas oleh Pemerintahan Jokowi-JK telah berhasil menurunkan harga bahan-bahan pokok di kawasan Timur Indonesia.
“Dengan keberhasilan program tol laut sebagai konektivitas maritim, saya mengharapkan program ini dapat dijadikan contoh untuk meningkatkan dan memperkuat konektivitas di Negara-negara yang tergabung dalam Asia-Europe Meeting (ASEM),” tandasnya di Nusa Dua, Selasa (26/9/2017).
Menurutnya, hal itu sejalan dengan tema yang diusung yaitu dalam pertemuan ASEM ke-4, yaitu “Menjembatani Asia dan Eropa Melalui Konektivitas Transportasi Terpadu dan Sinergi Rencana Strategis Regional.”
Disamping itu, ia minta agar dalam pertemuan tersebut dapat mematangkan pembahasan Deklarasi Bali yang akan ditetapkan dalam pertemuan tingkat Menteri pada tanggal 27 September 2017.
Budi menjelaskan, Deklarasi Bali adalah output dari pertemuan ASEM-TMM yang diharapkan dapat dijadikan pedoman bagi Negara-negara anggota dalam membahas program-program yang akan dilaksanakan secara bersama-sama.
Secara garis besar, Deklarasi Bali memuat butir-butir sebagai berikut pertama menekankan pada konektivitas untuk semua dimensi. Kedua sebagai wadah strategis untuk meningkatkan kerja sama Negara Asia dan Eropa.
Ketiga meningkatkan partisipasi swasta/lembaga keuangan dalam melakukan investasi di sector transportasi, keempat, mewujudkan pengembangan transportasi berkelanjutan melalui penggunaan teknologi yang lebih efektif dan efisien.
Yang kelima, mendorong kerja sama yang lebih kuat dalam mengatasi tantangan yang dihadapi oleh Negara anggota ASEM (Negara kepulauan/Negara dengan mayoritas wilayah lautan dan Negara dengan mayoritas wilayah daratan termasuk wilayah terpencil).
“Keenam, membangun sinergi antara rencana strategis regional di bawah kerangka; Uni ERopa, ASEAN, UNECE, UNESCAP, IMO, ICAO, WCO, OSJD dan OTIF,” tandasnya.
Pada kesempatan tersebut Menhub menyampaikan bahwa Indonesia memacu peran BUMN dan swasta dalam pengembangan dan pembangunan infrastruktur transportasi melalui beberapa skema pendanaan.
Untuk itu, pemerintah Indonesia mengundang semua stakeholder agar ikut serta dalam kerjasama pembangunan transportasi yang akan dilanjutkan melalui studi kelayakan yang akan diimplementasikan dalam form kerjasama tersebut.
Acara dihadiri oleh 251 delegasi tersebut, selain akan mengadakan rapat pleno juga telah membuka pameran transportasi dan logistik yang diikuti oleh perusahaan yang berasal dari Indonesia dan beberapa Negara dari luar, yaitu: Uni Eropa, Jepang, Rusia, Italia, Polandia, India, dan Jerman.
Pameran ini dapat menjadi peluang investasi kerjasama secara khusus melalui ekspos gambaran perkembangan insfrastruktur Indonesia di udara, laut dan kereta api.
Ada 30 booth dalam pameran yang terdiri dari 17 exhibitor dari Dinas Pariwisata Provinsi Bali, PT. Angkasa Pura 1, PT. Angkasa Pura 2, PT. Pelindo 1, PT. Pelindo 2, PT. Pelindo 3, PT. Pelindo 4, PT. Garuda Indonesia, PT. Airnav Indonesia, PT. Len Industri, PT. Pindad, PT. INKA, DPP INSA, DPP ALFI, KADIN, BKPM, dan Lembaga Keuangan.
Di hadapan Sekretaris Negara Kementrian Perhubungan Latvia, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali serta undangan lainnya Menhub menyerahkan secara simbolis bantuan beras 20 ton kepada para pengungsi Gunung Agung.
Gubernur Bali dalam sambutannya dibacakan Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta berharap pertemuan tersebut dapat menjadi wadah strategis dalam meningkatkan kerjasama Asia dan Eropa dalam upaya menarik minat investor dalam berinvestasi di Indonesia sekaligus sebagai sarana mempromosikan sektor pariwisata di Bali
Dengan begitu memberikan kontribusi bagi perekonomian masyarakat Bali khususnya maupun masyarakat Indonesia umunya, serta dapat menjebatani Asia Eropa melalui konektifitas transportasi terpadu dan sinergi rencana strategis regional serta berkaitan dengan sektor transportasi. (rhm)