Tolak Sirkus Lumba-Lumba, Aktivis Dihajar Preman

11 Agustus 2014, 07:07 WIB

KabarNusa.com – Beberapa orang aktivis yang tengah menggelar aksi dami dengan cara membentangkan spanduk di depan pintu masuk kolam atraksi sirkus lumba-lumba saat malam pembukaan di Wake Resort, Pantai Keramas, Gianyar, Bali dihajar preman hingga terluka.

Awalnya, mereka berasal dari Aktivis perlindungan satwa liar JAAN (Jakarta Animal Aid Network) dan Animal Shanti pada Sabtu 9 Agustus 2014 malam, sebenarnya menggelar aksi damai pada pukul 18.00 Wita.

Hanya saja, kedatangan aktivis itu, sudah dihadang puluhan pria berbadan kekar yang menjaga pembukaan sirkus lumba-lumba.

Dengan banyaknya petugas kemanan dari pihak pengelola sirkus lumba-lumba, mereka menunda aksinya hingga malam, karena alasan keselamatan aktivis.

Mengingat jumlah tim JAAN dan Animal Shanti hanya tujuh orang, akhirnya bersepakat tetap melakukan aksi singkat, dengan membawa poster penolakan sirkus lumba-lumba sekira pukul 21.00 Wita,” ujar Kordinator Perlindungan Satwa Liar Femke den Haas dalam keterangan tertulisnya, Minggu (10/8/2014).

Mereka menuju gerbang dengan membawa beberapa poster penolakan sirkus lumba-lumba yang dinilai sebagai bentuk eksploitasi terhadap satwa langka itu. Apalagi, di dalam WAKE Resort terdapat kolam berukuran 10 x 20 meter terdapat 4 ekor lumba-lumba yang dipelihara untuk pertunjukan.

“Sangat sempit bagi lumba-lumba bisa menjelajah hingga ratusan kilometer per hari di habitatnya, laut lepas,” katanya.

Rupanya, kedatangan mereka langsung menyulut kemarahan sekuriti dan orang-orang diduga preman bayaran.

Mereka diteriaki dan dikejar kelompok pria berbadan besar itu. hingga kocar kacir. Sebagian aktivis selamat dengan berlari menyusuri pantai dan bersembunyi di rimbunnya semak-semak.

Sial bagi, 2 aktivis lainnya tertinggal di belakang dan menjadi sasaran aksi brutal para preman.

Bahkan, seorang aktivis ditarik dan diseret ke daerah gelap mendapat perlakuan kasar.

“Seorang lagi diseret ke laut diancam akan ditenggelamkan,” imbuh Femke.

Femke yang aktivis perempuan itu, berupaya melindungi diri orang-orang bayaran sampai akhirnya polisi datang dan menyelamatkan keduanya dari amukan massa dibawa ke Polsek Blahbatuh.

Hingga kini, belum diperoleh konfirmasi dari PT. Wersut Seguni Indonesia (WSI), selaku pengelola sirkus lumba-lumba keliling terbesar, insiden yang menimpa para aktivis peduli lingkungan dan satwa itu. (rma)

Berita Lainnya

Terkini