Founder Jimbaran Hub Agung Prianta/Dok.Kabarnusa |
Badung – Bali memiliki potensi tidak hanya pariwisata namun juga sebagai destinasi edukasi yang perlu terus dikembangkan dalam menjawab tantangan masa depan di dunia pendidikan vokasi.
Dalam kerangka itu pula, dihelat even TOLS “Temple of Learning Summit 2021” yang diinisiasi LP3I School of Creative Economy (LSCE) dan Jimbaran Hub.
Kegiatan berlangsung tiga hari 29 Oktober hingga 1 November 2021, dipusatkan di Jimbaran Hub, Kuta Selatan Kabupaten Badung Bali.
Founder Jimbaran Hub Agung Prianta mengungkapkan, pihaknya membangun kolaborasi dengan LP3I School of Creative Economy (LSCE) untuk membangun training centre, untuk orang belajar.
“Dari perspektif saya, saya mau membuat Bali bukan hanya destinasi untuk wisata tetapi juga destinasi untuk belajar atau edukasi, supaya tidak kebanyakan hotel,” tuturnya.
Kerja sama ini menunjukkan bahwa semua bisa berinovasi, bisa berkolaborasi, Bali itu bisa dilihat dari berbagai perspektif , sebagai destinasi untuk belajar.
Pesan yang hendak disampaikan juga bahwa semua harus berinovasi, mainset cara berfikir yang berkembang, tidak status quo.
“Kita jangan menunggu Covid-19 berlalu, kita harus memeluk, menghadapi era baru, bukan menunggu Covid berlalu, karena kita tidak tahu kapan pandemi berlalu,” ungkapnya.
Pihaknya optimis, karena Bali harus terus berinovasi karena sebagai destinasi banyak orang datang.
even TOLS “Temple of Learning Summit 2021” yang diinisiasi LP3I School of Creative Economy (LSCE) dan Jimbaran Hub. |
Dalam kesempatan sama, Radityo Susilo Head of Product LP3I School of Creative Economy (LSCE) mengungkapkan,
Lembaga pendidikan vokasi lebih dari 30 tahun yang memfokuskan mencipta tenaga kerja yang profesional, cepat adatif dengan kebutuhan pasar.
“Bagaimana kita didik agar siswa didiknya bisa berkontribusi bagi perusahaan,” tandas Radityo.
Pihaknya berkolaborasi dengan Jimbaran Hub atau Jimbaran Hijau, untuk melihat berbagai alternatif, pengembangan skill baru di Bali.
Dalam even TOLS ini, peserta tidak bicara soal pariwisata, tetapi membahas soal inovasi, kreativitas, teknologi.
“Kita percaya dengan karakter itu, siswa didik di sini, bisa fleksibel dan adaptif di manapun,” tuturnya.
Pihaknya berharap dengan merubah pola fikir siswa di Bali, memberikan alternatif baru bahwa inovasi bisa dilakukan dan berkolaborasi di Tanah Air.
“Kita melihat Bali sekolah sebagai pusat kreativitas dan eksperimen, mencoba mengeksplorasi lebih banyak lagi di Bali, menciptakan siswa yang adaptif yang sesuai, untuk bertahan dan berkembang belajar apa,” tuturnya.
Fokus kepada kreativitas , untuk menciptakan kreativitas, menggarap potensi Bali yang cukup besar tinggal membangun memperkuat kepercayaan diri.
Dijelaskan, banyak hal terjadi setelah era pandemi. Khususnya soal bagaimana sebuah perusahaan dan sumber daya manusia di dalamnya tetap bertahan di situasi serba sulit.
Riset menunjukan pada 1960,sebuah perusahaan rata-rata bisa bertahan untuk tetap eksis selama 50 tahun, jauh lebih lama dibanding hari ini.
Sementara di 2020, kemampuan perusahaan untuk eksis dalam waktu yang lama menyusut drastis. Riset menunjukan, sebuah perusahaan biasanya hanya bisa bertahan di umur 15 tahun saja.
Situasi ini jelas jadi tantangan tersendiri buat para pemilik perusahaan. Khususnya untuk top level manajemen hingga Chief Executive Officer (CEO) untuk menjaga perusahaannya tetap eksis dalamwaktu yang panjang.
Ditambahkan Radityo Temple of Learning Summit 2021 Di bulan Oktober ini, LP3I School of Creative Economy (LSCE), sebagai salah satu bentuk transformasi LP3I yang memiliki misi untuk membenahi pendidikan vokasi di Indonesia menghadirkan Temple of Learning Summit (TOLS): Evolving the Future-Proof Organization yang didukung penuh oleh VOKRAF.
Sejumlah pembicara dihadirkan seperti CEO LP3EI Mahanugra Kinzana, Country General Manager AWS Indonesia Gunawan Susanto, Chairman of TEZ Capital Arwin Rasyid, Co-Founder &CPO Vokraf, Pemrakarsa Swara Gembira Khoirun Bashar dan lainnya.
Dengan semangat untuk membuka akses pendidikan vokasi sebesar-besarnya pada masyarakat, TOLS hadir untuk membuat wadah bagi masyarakat khususnya sumber daya manusia di dalam perusahaan.
Termasuk start up agar tetap hidup secara berkelanjutan melalui program yang fokus pada tiga aspek utama; innovation, wellbeing, dan technology.
Melalui platform edukasi online yang berfokus untuk meningkatkan kemampuan talenta muda sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan industri kreatif.
“Bersama-sama LSCE mewujudkan TOLS sebagai Education Learning Summit pertama yang diadakan secara offline di Bali setelah pandemi,” ucapnya.
LP3I melalui LSCE dan VOKRAF yang dikenalsebagai the new powerhouse dunia pendidikan berusaha untuk mewujudkan pengalaman pembelajaran yang luar biasa melalui TOLS.
Tentunya dengan tujuan utama membuka cakrawala masyarakat dengan meningkatkan pola pikir dan kompetensi masing-masing individu.
Dengan demikian, TOLS diharapkan mampu menciptakan individu dengan kompetensi tepat bagi perusahaan masa depan dengan memperhatikan aspek-aspek kunci masa depan termasuk; Inovasi, Kesejahteraan dan Teknologi. (rhm)