Putri Koster merasa gembira karena dalam dua hari kunjungan di Jembrana, ia dapat bertatap muka secara langsung dengan masyarakat.
“Di setiap desa, kita kumpulkan 50 warga kurang mampu yang terdiri dari lansia, ibu hamil, balita, penyandang disabilitas dan kader PKK, jadi ibu sudah bertemu dengan 400 warga,” ujarnya.
Turun menyapa warga, perempuan yang akrab disapa Bunda Putri ini membawa ‘gagapan’ berupa kebutuhan pokok dan makanan tambahan.
TP PKK Bali Terus Sosialisasikan Penanggulangan Rabies Berbasis Keluarga
Pihaknya berharap bantuan ini mampu memenuhi kebutuhan warga kurang mampu dalam beberapa waktu ke depan.
Dalam kunjungan pada hari kedua ke empat desa, pendamping orang nomor satu ini memberi penekanan pada edukasi pencegahan stunting, kewaspadaan terhadap penyebaran rabies, pentingnya merawat kesehatan mata dan pelestarian hutan.
Supaya lebih optimal, Putri Koster mempercayakan pemberian edukasi kepada pihak yang membidangi yaitu Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr. Nyoman Gede Anom, Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali I Wayan Sunada, Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLH) Provinsi Bali I Made Teja, Direktur RS Mata Bali Mandara Provinsi Bali dr. Ni Made Yuniti serta, Ketua Pengurus Daerah Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Provinsi Bali Luh Putu Sukarini.
Putri Koster Ajak TP PKK Kabupaten Hingga Kader Dukung Gerakan Vaksinasi
Pada kesempatan itu, Putri Koster menyinggung pentingnya upaya penuntasan angka stunting. Kendati angka stunting di Bali tidak begitu banyak, namun persoalan ini tetap harus mendapatkan atensi agar bisa tuntas secepat mungkin.
Stunting mesti mendapat perhatian serius karena mengancam keberlangsungan generasi penerus bangsa. Kader posyandu diminta proaktif terhadap potensi stunting di lingkungan masing-masing dan sesegera mungkin berkoordinasi serta melakukan upaya pencegahan dengan menggandeng stakeholder terkait.
Selain isu stunting, perempuan yang dikenal memiliki multi talenta ini juga menaruh perhatian terhadap pelestarian hutan. Menurutnya, keberadaan hutan harus dilestarikan agar pengalaman pahit banjir bandang yang melanda kawasan Jembrana di penghujung tahun 2022 lalu tak kembali terulang.
Peminat Investasi Aset Kripto di Bali Meningkat, Indodax Resmikan Kantor Baru Kedua
Hutan di Jembrana sangat luas, mesti dijaga kelestarian dan keamanannya karena selain berfungsi mencegah banjir, hutan adalah paru-paru bumi dan sumber kehidupan. Dengan adanya hutan, dapat menikmati oksigen yang tidak terkontaminasi udara tercemar dan polusi dari kendaraan bermotor.
“Semoga di Bali khususnya Jembrana kita masih bisa melihat langit yang biru dengan mega putih yang menandakan udara belum tercemar,” ungkapnya.
Masih terkait dengan pelestarian lingkungan, Seniman multi talenta ini juga terkesan dengan wilayah Desa Asahduren dan sekitarnya yang nampak masih asri.
Ketua BKOW Bali Pertegas Fokus Misi Peningkatan Kualitas SDM Perempuan
“Tempatnya sangat bersih, barangkali bapak kepala desa sudah punya sistem pengelolaan sampah berbasis sumber seperti arahan Bapak Gubernur,” imbuhnya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr. Nyoman Gede Anom dalam paparannya menerangkan bahwa stunting adalah kondisi gagal tumbuh kembang yang terjadi pada masa 1000 hari masa awal kehidupan manusia.
Faktor penyebabnya adalah kekurangan gizi kronik, baik sesudah bayi lahir atau saat masih dalam kandungan. Oleh sebab itu, pencegahnya harus dilakukan sejak masa persiapan kehamilan hingga melahirkan dan pemberian asupan gizi memadai ketika bayi telah lahir.
“Intervensi terhadap remaja merupakan hal yang sangat penting dalam pencegahan stunting,” katanya.
Selain stunting, Kadiskes juga minta masyarakat Bali mewaspadai tiga penyakit yang saat ini menjadi ancaman serius yaitu rabies, demam berdarah dan diare. ***