Belajar dari Klungkung: Mungkinkah Mesin RDF Jembrana Beroperasi Seperti yang Diharapkan?

Bantuan satu unit mesin pengolah sampah RDF (refused derived fuel) dari PT Wisesa Global Solusindo ke Pemkab Jembrana di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Peh, yang berlokasi di Banjar Peh, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, tidak maksimal karena mengalami kendaraan operasional.

13 Mei 2025, 08:25 WIB

Jembrana– Tahun 2024, Pemerintah Kabupaten Jembrana menerima bantuan satu unit mesin pengolah sampah RDF (refused derived fuel) dari PT Wisesa Global Solusindo yang ditempatkan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Peh, yang berlokasi di Banjar Peh, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara.

Mesin ini mulai beroperasi pada bulan Juli 2024, dengan tujuan mengolah sampah organik menjadi kompos dan sampah anorganik menjadi RDF, sebuah produk olahan sampah kering yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif untuk industri.

Saat menjabat Bupati Jembrana, Nengah Tamba, secara langsung menerima mesin tersebut di TPA Peh pada Senin, 3 Juni 2024, dan menyampaikan harapan agar mesin ini dapat beroperasi sesuai ekspektasi setelah masa uji coba. Namun, setelah beberapa bulan berjalan, operasional mesin RDF ini dilaporkan tidak maksimal dan sering mengalami kendala.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Jembrana, Dewa Gede Ary Candra Wisnawa, yang dihubungi pada Senin, 12 Mei 2025, menyatakan akan memberikan informasi lebih lanjut pada hari Rabu berikutnya.

Sebelumnya, pada 2 April 2025, Candra Wisnawa menjelaskan, kerja sama pengolahan sampah menjadi RDF dengan PT Wisesa Global Solusindo masih berlanjut, dan saat ini sedang dalam tahap persiapan pembangunan hangar serta penambahan mesin pendukung untuk mengoptimalkan pengolahan RDF.

Menurut sumber di TPA Peh, mesin RDF bantuan tersebut mulai beroperasi sebulan setelah diterima oleh Bupati, yaitu pada Juli 2024.

Mesin ini sempat mengolah sampah di zona aktif TPA dan berhasil mengirimkan satu truk RDF ke Pabrik Semen Gresik.

Namun, setelah pengiriman pertama, hasil olahan RDF dilaporkan menumpuk di TPST karena belum ada pengiriman lanjutan. Sumber tersebut juga menyebutkan bahwa operasional mesin tidak maksimal dan sering tersendat, diduga karena ketidakseimbangan antara kapasitas mesin pemecah dan pres.

Kondisi mesin RDF di TPA Peh ini berbeda dengan yang ada di TOSS Center Karangdadi, Klungkung. Mesin RDF di TOSS Center, yang merupakan teknologi rekayasa dari Sidoarjo, dilaporkan beroperasi secara konsisten dan berkelanjutan sejak tahun 2023.

Hingga April 2025, mesin di TOSS Center Klungkung telah mengolah sekitar 143 ton sampah residu dari total 1.809 ton sampah yang masuk sejak Oktober 2023, menjadikannya sumber daya terbarukan dan mengurangi volume sampah yang terbuang ke TPA Sente. ***

Berita Lainnya

Terkini