Tracking Mangrove Pariaman jadi Wisata Minat Khusus di Ranah Minang

1 Januari 2021, 19:14 WIB

Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tak henti berupaya
menjadikan hutan Mangrove Pariaman sebagai destinasi wisata minat khusus untuk
mendukung konservasi mangrove di Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD)
Kota Pariaman.

Melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut
(Ditjen PRL) yaitu Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL)
Padang, saat ini tengah dilakukan pembangunan Pusat Restorasi dan Pengembangan
Ekosistem Pesisir (PRPEP) berupa Tracking Mangrove di Desa Apar, Kecamatan
Pariaman Utara, Kota Pariaman.

Plt. Ditjen PRL, TB Haeru Rahayu yang akrab disapa Tebe menjelaskan PRPEP
dibangun dengan tujuan meningkatkan pemahaman dan keterlibatan masyarakat
dalam rehabilitasi ekosistem pesisir berkelanjutan.

“Tidak hanya berfungsi sebagai laboratorium alam, PRPEP juga difungsikan untuk
destinasi wisata masyarakat atau pun wisata ilmiah,” ujar Tebe di Jakarta.

Sementara itu, Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (Dit. P4K)
Muhammad Yusuf, mengharapkan munculnya dampak ekonomi dari setiap upaya
konservasi bagi masyarakat disekitar hutan mangrove.

“Berharap tracking yang dibangun ini bisa meningkatkan ekonomi masyarakat
sekitar, bahwa kawasan konservasi juga bisa memberi manfaat. Selain ikan
bertambah, ada aspek lain yang masyarakat dapatkan di sana,” imbuh Yusuf pada
Sosialisasi Tahap Akhir di Pariaman (27/12) lalu.

“Bekerjasama, sepaham, satu hati bisa jalan. Ada Kebersamaan yang harus
dijaga, bersinergi, berkolabrorasi harus kita bangun untuk Indonesia yang
lebih maju. Prinsipnya manajemen,” tambahnya.

Yusuf berharap, bantuan yang disalurkan KKP ini menjadi titik awal untuk
memoles kawasan konservasi agar tetap bertahan dari tekanan pembangunan yang
membabat alam.

Melalui kegigihan dan inovasi, apa yang telah terbangun bisa berkembang besar,
hingga nanti bisa menyejahterahkan masyarakat setempat.

Lebih lanjut, Yusuf berpesan agar semua terus jaga mangrove untuk laut kita.
“Mangrove for the oceans. Tanam mangrove untuk lestarikan laut dunia,”
pesannya.

Senada dengan Direktur P4K, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi
Sumatera Barat, Yosmeri, mengingatkan agar yang telah diterima menjadi
tanggung jawab bersama sehingga bantuan dapat dimanfaatkan secara
berkelanjutan.

“Melanjutkan apa yang telah ada, tanggung jawab kita bersama. Bisa sukses,
meningkatkan lingkungan lebih baik, menyejahterahkan masyarakat setempat,
kelompok bisa beraktivitas. Tinggal memberi inovasi, belajar menjiwai.
Berpikir jangka panjang sehingga bantuan bisa berkelanjutan,” tandas Yosmeri.

Mewakili kelompok pengelola, Ketua Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Apar
Mandiri, Fadel Muhammad menjelaskan akan adanya penataan kawasan menjadi
kawasan wisata terpadu di lokasi tracking mangrove tersebut.

“Rencananya semua dibangun kawasan wisata terpadu, satu pintu untuk tracking
mangrove, penangkaran penyu, sekolah beruk, dan banyak lagi. Semua melibatkan
masyarakat, dan kerja sama dengan dinas/komunitas yang lebih paham,” tutur
Fadel semangat membangun nagarinya.

Sementara itu, Kepala BPSPL Padang, Mudatstsir menyampaikan bahwa Sosialisasi
Tahap Akhir ini bertujuan memperkenalkan PRPEP berupa tracking mangrove di
Pariaman dan mengajak menyukseskannya bersama-sama. (ahs)

Berita Lainnya

Terkini