Upaya Tingkatkan Produktivitas Babi Bali, Akademisi Unwar Perkenalkan Teknologi Pakan Fermentasi

Akademisi Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa (FP-Unwar) memperkenalkan teknologi pakan fermentasi dalam upaya meningkatkan produktivitas ternak babi lokal Bali. Metode fermentasi berdasarkan hasil penelitian akan mampu meningkatkan kualitas pakan, terutama kandungan nutrisinya.

1 Agustus 2022, 22:10 WIB

Denpasar – Akademisi Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa (FP-Unwar) memperkenalkan teknologi pakan fermentasi dalam upaya meningkatkan produktivitas ternak babi lokal Bali. Metode fermentasi berdasarkan hasil penelitian akan mampu meningkatkan kualitas pakan, terutama kandungan nutrisinya.

“Induk babi Bali yang diberikan pakan fermentasi mampu meningkatkan jumlah kelahiran anak babi sekitar 9-13 ekor, sedangkan yang tidak diberikan sekitar 5-9 ekor, sehingga dengan meningkatnya jumlah anak babi yang lahir maka secara ekonomi pendapatan mitra meningkat” ujar Ketua Tim Pengabdian Masyarakat FP-Unwar Ir. Yan Tonga, didampingi anggota tim Ir. I Gede Sutapa, dan Ir.I Ketut Agung Sudewa, saat dikonfirmasi di Denpasar, pada Senin (1/8/2022). 

Ia mengatakan, umumnya selama ini para peternak memberikan pakan berupa batang pisang (gedebong), daun-daunan (talas, ketela rambat, ketela pohon) yang dipotong-potong terlebih dahulu lalu direbus dan setelah dingin baru dicampur dedak padi atau jagung. Ternak babi denganpakan konvensional tersebut diasanya diberikan ke ternak babi sebanyak 2 kali sehari. 

Kinerja Penjualan Ritel di Bali Lampaui Capaian Nasional

Yan Tonga mengungkapkan jika hal ini dilakukan setiap hari dari mencari bahan pakan lalu direbus maka akan menyita waktu yang lama dan biaya yang lebih banyak. Kualitas pakannya juga belum bisa memenuhi standar kebutuhan ternak babi yang dipelihara sehingga hal ini kurang efektif dan efisien serta tingkat produktivitas ternaknya rendah.

“Dengan memberikan sentuhan teknologi pakan yang efektif dan efisien sehingga membuat pakan bisa dibuat seminggu atau sebulan sekali dengan teknologi fermentasi tanpa perlu cari kayu bakar dan merebus pakan setiap hari,” sambungnya. 

Pria yang kini juga menjabat sebagai Wakil Dekan I Fakultas Pertanian, Unwar ini mengatakan, bahwa teknologi pakan fermentasi ini telah disosialisasikan kepada masyarakat, salah satunya kepada Kelompok Wanita Tani (KWT) Suka Nadi di Desa Pejarakan, Gerokgak, Buleleng.

Kompetisi Selancar Rip Curl Padang-Padang, Cok Ace: Dukung Kebangkitan Pariwisata Bali

Kelompok yang beranggotakan 28 orang hingga saat ini masih melakukan usaha ternak babi Bali dalam skala kecil/rumah tangga walaupun mengalami tingkat kematian sebesar 25% karena dalam pemeliharaannya masih dengan sistem perkandangan secara diumbar dan pakan seadanya.

Disampaikan juga, beternak babi Bali sangat cocok dipelihara oleh ibu-ibu dalam skala usaha kecil atau rumah tangga karena dianggap sebagai celengan “tatakan banyu” karena dengan pemberian pakan seadanya dan pemanfaatan limbah dapur babi Bali mampu memberikan pertumbuhan berat badan walaupun belum optimal. 

“Saat ini data tingkat kematian (mortalitas) anak-anak babi Bali sebelum disapih diatas 25%. Tingkat mortalitas ini masuk katagori sangat tinggi sehingga akan mengakibatkan tingkat produktivitas babi Bali juga rendah,” tutupnya. *** 

Rakorwil PBB se-Bali, Wagub Cok Ace Ingatkan Parpol Perjuangkan Kepentingan Rakyat

Berita Lainnya

Terkini