![]() |
Jembatan penghubung Desa Tajen – Buahan di Kabupaten Tabanan, Bali yang ambles (melengkung) usai pengecoran |
TABANAN – Proyek jembatan penghubung Desa Tajen – Desa Tunjuk, Kabupaten Tabanan, Bali yang dibangun di atas Tukad Yeh Peyuyuan, Rabu (28/2/2017) sekitar pukul 14.30 – 20.30 dilakukan pengecoran. Usai pengecoran, beberapa saat kemudian bagian tengah jembatan langsung ambles.
Amblesnya jembatan tersebut, tak pelak lagi menjadi pembicaraan warga setempat yang menganggap pekerjaan proyek jembatan senilai Rp 1,79 miliar tersebut dilakukan secara asal-asalan.
“Masak baru selesai dicor langsung ambles. Itu terjadi karena kayu penyangga jembatan yang digunakan tidak kuat menahan beban jembatan yang dicor,” kilah Made Sutiawan, salah seorang warga yang melihat kondisi jembatan, Kamis (9/2/2017) pagi.
Selain jadi perbincangan warga, proyek jembatan yang digarap Kontraktor pelaksana PT. Surya Agung Kencana Mas dengan Konsultan Pengawas PT. Manik Tribuwana itu juga ramai menjadi pembicaraan di media sosial Facebook (FB).
“Itu sudah pasti human error..pemasangan penyangga deck begesting tidak sempurna, sehingga jebol dengan beban sekian ton beton…apa sebelum pengecoran tidak dilakukan cheklisy sehingga hal itu tidak terjadi,” komentar Bli Tude, sebuah nama akun di FB.
Luhgede Murtini, akun FB lainnya berkomentar, Itu bahan bekas proyek mana dioper ke sana? Aget jani uwug kalau dah jadi berapa miliar hanyut?
Ketua Komisi III DPRD Tabanan I Nyoman ‘Komet’ Arnawa memprediksi jika amblesnya kontruksi jembatan setelah dicor disebabkan karena labilnya tanah serta kontruksi yang kemungkinan tidak baik. “Disamping itu penggunaan kayu-kayu sebagai steger atau dasar yang dipakai juga tidak baik,” katanya saat melakukan peninjauan lapangan, Kamis ( 9/2/2017)
Dugaan penyebab amblesnya jembatan karena rangka penahan yang tidak kuat dibantah Kabid Bina Marga Kabupaten Tabanan I Gusti Agung Gede Khrisna Kamasan saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (9/2/2017).
Menurut Khrisna Kamasan, jembatan tersebut mengalami kondisi seperti itu dikarenakan adanya pergerakan tanah yang menyebabkan beberapa perancah terlepas, Sehingga perancah tersebut tidak mampu menopang beban berat di atasnya.
Hal itu terjadi dikarenakan adanya peningkatan volume air sungai dengan aliran cukup deras yang menyebabkan salah satu perancah mengalami pergeseran. “Jadi pergeseran tersebut mengakibatkan seluruh perancah tidak menjadi stabil, itu yang menyebabkan jadinya penurunan bangunan atas, secara spek dan gambar itu sudah sesuai,” tegasnya.
Pemantauan di lapangan, proyek jembatan yang sudah dicor tersebut akhirnya dibongkar para pekerja untuk dilakukan perbaikan dan pengecoran ulang. (gus)