Usai Tarian Sakral, Penari Pingsan Massal

29 Juni 2014, 20:21 WIB

KabarNusa.com,
Denpasar -Tarian Legong Keraton Lasem yang ditampilkan Duta Kota
Denpasar Sekaa Gandrung Metu Br. Tambawu Kelod, Kelurahan Penatih,
Kecamatan Timur Kota Denpasar merupakan tarian sakral. 

 

Terbukti,
saat ditarikan di Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-XXXVI di Kalangan
Angsoka Art Center Minggu, (29/6/2014) semua penari Legong Keraton Lasem
jatuh pingsan usai pementasan.

Kepala Lingkungan Br. Tembawu
Kelod sekaligus Penanggung Jawab Sekaa Gandrung Metu, Wayan Kusumayuda
menuturkan, tarian Legong Keraton Lasem memang dipercaya sebagai tarian
sakral.

Dia menyebut, gelungan yang digunakan para penari
merupakan sungsungan pengiring Ratu Ayu Mas di  Pura Penyarikan Br.
Tembawu Kelod.

Selain itu, para penari Tarian Legong Keraton
Lasem diibaratkan bidadari Ida Ayu Ratu Emas, sehingga sehabis menari
para penari pasti jatuh pingsan.

“Dimana pun di pentaskan tarian
Legong Keraton Lasem pasti para penari sehabis pentas jatuh pingsan,”
ungkapnya saat di temui di Art Center.

Tarian Legong Keraton
Lasem ini mengisahkan perjalanan Prabu Lasem menuju medan perang. Diah
Rangke Sari pun menolak ajakan itu dan tidak menyetujui keinginan Prabu
Lasem.

Dalam perjalanannya tiba-tiba Prabu Lasem dihadang seekor
burung gagak yang memuntahkan darah sebagai pertanda bahwa Prabu Lasem
akan menemui kekalahan.

Namun Prabu Lasem tetap bersikeras
melanjutkan perjalanannya tersebut sampai akhirnya Prabu Lasem menemui
kekalahannya di medan perang.

Selain Tarian Keraton Lasem, Sekaa Gandrung Semara Metu Br. Tambawu Kelod juga menampilkan Tari Gandrangan  yang juga sakral.

Di mana Tarian Gandrangan merupakan tari pergaulan namun sangat sakral.

Pada
zaman dahulu ini biasanya di bawakan seorang penari pria untuk
memanjatkan rasa puji syukur ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa.

Tarian ini dipersembahkan di istana untuk menghibur para raja, itu pun dilaksanakan sehabis panen.

Biasanya,
tarian ini diiringi dengan gambelan gandrung lalu tariannya dinamakan
Gandrangan. Seiring dengan waktu lama kelamaan tarian ini dapat menjalin
persatuan dan kesatuan serta memberikan kemakmuran bagi masyarakat dan
dengan keyakinan itu mulailah masyarakat berkaul untuk memohon
keselamatan.

Karenanya, tarian ini tetap dilestarikan dan
disakralkan sampai sekarang. Selain tarian itu Sekaa Gandrung Semara
Metu Br. Tambawu Kelod juga menampilkan tabuh kreasi yang berjudul Senar
Gong dan Tabuh Saron. (gek)

Berita Lainnya

Terkini