Wadah Pemersatu, Warga Sesetan Pertahankan Tradisi Omed-omedan Pasca-Nyepi

8 Maret 2019, 17:28 WIB
DSC 2011
Warga Sesetan Denpasar mempertahankan tradisi omed-omedan pasca-Hari Raya Nyepi

Denpasar – Menyambut tahun baru Caka 1941 pemuda pemudi Banjar Sesetan Kaja Denpasar Selatan Bali menggelar Sesetan Heritage Omed-Omedan Festival (SHOF) 2019 yang akan tetap dipertahankan karena menjadi wadah pemersatu.

Ketua Panitia I Made Putra Wirya Brata mengatakan, Omed-omedan merupakan tradisi unik yang telah diwariskan secara turun temurun dan keberadaannya telah dikenal luas baik di dalam negeri maupun mancanegara.

“Kami telah menyakini omed-omedan ini juga memiliki nilai sakral dan ada kaitannya dengan sesuhunan kami di banjar sehingga kami bertekad untuk terus melestarikannya dan menjadikannya sebagai alat pemersatu,’’ ungkapnya, Jumat (8/3/2019).

Kegiatan ini, untuk menumbuhkan kembangkan jiwa kewirausahaan menuju ekonomi kreatif serta meningkatkan kunjungan wisatawan baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara ke Kota Denpasar khususnya da Bali pada umumnya.

Acara Sesetan Heritage Omed-omedan Festival dikelompokkan menjadi 3 yaitu pasar rakyat atau yang lebih dikenal dengan peken paiketan, Parade seni dari beberapa komunitas seni dan beberapa band musik dan tradisi Omed-omedan.

“Tradisi Omed-omedan tahun mengambil tema “Cakra Bawa’’ berarti lingkaran kehidupan dengan tradisi omed-omedan ini kita pertahankan budaya menyama braya,” imbuhnya dalam acara dibuka Wali Kota Denpasar IB Rai Dharmawijaya.

Sebelum puncak Omed-omedan dimulai pengunjung dari berbagai daerah disuguhkan dengan penampilan parade seni, lomba Busana Adat Bali tingkat TK, Adi Merdangga Sanggar Kertha Jaya Pedungan, Barongsa Naga Langit Denpasar.

Kemudian penampilan, Saet-saetan oleh komunitas Alep Seni Tari Seniman Polos, Fragmen Tari Jananu Raga oleh IKIP PGRI Bali, dan Sekehe Cak Tanjung Mekar Batubulan Skewati Gianyar.

Rai Mantra mengatakan, pelestarian seni budaya harus didukung, terutama bagi generasi-generasi penerusnya. Menurutnya kebudayaan yang berkelanjutan memang harus dimulai sejak dini. Untuk melestarikan kebudayaan itu maka Pemerintah Kota Denpasar melaksanakan berbagai pelatihan setiap libur sekolah.

“Untuk melestarikan kebudayaan harus dimulai sejak dini. Oleh kami di Pemkot Denpasar memberikan berbagai pelatihan mulai dari megender wayang, megambel dan lain sebagainya,’’ ungkapnya sembari berharap bisa dilaksanakan secara berkelanjutan. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini