Wagub Cok Ace menghadiri Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Wantilan Hotel Hyatt Regency Sanur, Rabu (16/6/2021)/Dok. Humas Pemprov Bali. |
Denpasar – Kondisi kaum perempuan dan anak cukup rentan karena harus
menanggung beban akibat pandemi Covd-19.
Wakil Gubernur Bali Prof. Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace)
menyatakan,di tengah situasi itu, perempuan dan anak adalah kelompok rentan
yang membutuhkan perhatian dan perlindungan.
Fakta yang mendasari hal itu kata Cok Ace, bahwa makin banyak perempuan dan
anak yang harus menanggung beban akibat dampak pandemi Covid-19.
Wakil Gubernur Bali Prof. Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace)
mendukung upaya penguatan perlindungan anak dan perempuan di tengah situasi
pandemi Covid-19.
Dukungan itu disampaikan Wagub Cok Ace dalam sambutannya saat menghadiri Rapat
Koordinasi Nasional Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Wantilan
Hotel Hyatt Regency Sanur, Rabu (16/6/2021).
Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan berdampak pada berbagai aspek kehidupan
masyarakat, khususnya di Pulau Dewata. Pandemi Covid-19, menurut Wagub Cok
Ace, tak hanya berdampak pada sektor kesehatan tapi juga berimbas pada bidang
lain seperti ekonomi, sosial hingga keamanan.
Kata dia, mengikuti pemberitaan yang berkembang di berbagai media, ia menyebut
kelompok perempuan dan anak juga kerap menjadi sasaran tindak kriminal.
“Saya berharap, Rakornas menghasilkan rumusan yang bermanfaat bagi masyarakat
khususnya terkait penguatan perlindungan terhadap perempuan dan anak,”
ucapnya.
Sebagai Ketua BPD PHRI Bali, pihaknya menyampaikan terima kasih kepada
Kementerian Perberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) karena telah
ikut berpartisipasi dalam program Work From Bali.
Ia berharap, kegiatan ini membawa angin segar bagi kebangkitan sektor
pariwisata Bali. Dalam kesempatan sama, Menteri P3A I Gusti Ayu Bintang
Darmawati menerangkan kegiatan ini menjadi bagian dari program pemulihan Bali
yang tengah diupayakan pemerintah.
“Kegiatan dilaksanakan dengan pola hybrid, secara offline kami laksanakan di
Bali. Sementara provinsi dan kabupaten/kota se-Indonesia mengikuti secara
online,” sebutnya.
Dia sependapat dengan Wagub Cok Ace, Bintang Puspayoga juga menyinggung
pentingnya upaya penguatan perlindungan terhadap perempuan dan anak.
Menurutnya, hal itu sangat penting karena sebagian besar penduduk Indonesia
adalah kelompok perempuan dan anak. “Perhatian terhadap perempuan dan anak
mesti menjadi prioritas karena secara umum berkaitan dengan peningkatan
kualitas SDM,” imbuhnya.
Khusus terkait perlindungan anak, ia menekankan agar pemerintah daerah mulai
jenjang provinsi hingga kabupaten/kota memperkuat keberadaan Forum Anak.
Selain itu, ia kembali mengingatkan lima isu prioritas yang menjadi fokus
pembangunan PPPA berdasarkan arahan Presiden RI.
Lima prioritas itu yaitu peningkatan pemberdayaan perempuan dalam
kewirausahaan, peningkatan peran ibu dalam pendidikan anak, penurunan
kekerasan terhadap perempuan dan anak, penurunan pekerja anak dan pencegahan
perkawinan anak.
Rakornas P3A mengusung tema ‘Sinergi Pusat dan Daerah Dalam Mewujudkan
Indonesia Ramah Perempuan dan Layak Anak’, berlangsung selama 3 hari dari
tanggal 16 hingga 18 Juni 2021.
Acara offline di Hotel Hyatt Regency Sanur diikuti pejabat di lingkungan
Kementerian P3A dan OPD terkait di Pemprov Bali dan Kabupaten/Kota se-Bali.
(rhm)