Menurutnya, penempatan pariwisata di posisi 6 dalam konsep EKB, bukan dimaksudkan untuk mengecilkan arti dari sektor ini.
Konsep yang dirancang Gubernur Wayan Koster justru bertujuan mengembalikan marwah bahwa sesungguhnya pariwisata itu datangnya dari budaya.
Dianalogikan pohon, bagian batang diibaratkan sebagai budaya yang akarnya tumbuh di tanah Bali. Sementara pariwisata ada di bagian ranting pohon.
Tunjang Ekonomi Pariwisata Daerah, Jalan By Pass BIL hingga KEK Mandalika
Di era tahun 90-an ketika pariwisata mulai booming, Wagub yang juga menjabat sebagai Ketua BPD PHRI ini menyebut Bali berada di sebuah persimpangan antara fokus pada penguatan budaya atau masuk ke pariwisata.
“Sebagian masuk ke pariwisata dan akhirnya memilih ranting kecil yang rapuh dan terjebak pada mass tourism hingga membuat kita terjatuh,” ucapnya.
EKB menempatkan sektor pertanian dalam arti luas termasuk peternakan dan perkebunan pada posisi pertama dan disusul sektor kelautan/perikanan pada posisi kedua.
Bertemu Bupati Sitaro, Gubernur Koster: Pengembangan Pariwisata Diharapkan Berdayakan Sumber Daya Lokal
Untuk sektor industri dan Industri Kecil Menengah (IKM) dan Koperasi ditempatkan pada posisi ke-3 dan 4, disusul sektor ekonomi kreatif dan digital pada posisi lima.
Pandemi Covid-19 yang meluluhlantahkan sektor pariwisata memberi sebuah pelajaran agar Bali tak terlalu bergantung pada sektor ini. “Kita diingatkan agar jangan hanya mengejar kesejahteraan. Saatnya memperkuat pohon yang lama kita abaikan. Demikian pesan dari konsep Ekonomi Kerthi Bali yang sudah semestinya mendapat perhatian kita semua,” tambahnya.
Panglingsir Puri Ubud ini menyampaikan, cara yang bisa dilakukan dalam mengimplementasikan konsep EKB adalah dengan merangkul UMKM.
KTT G20, Presiden Jokowi Ungkap RI Alokasikan USD 17,8 Miliar KUR
“Nanti jika pariwisata sudah pulih, kita harus berkomitmen merangkul saudara-saudara kita. Beli produk mereka, kalau masih kurang dari segi kualitas dan kuantitas, damping mereka untuk maju bersama,” terangnya.
Pihaknya mengapresiasi semangat yang ditunjukkan Estepers, organisasi ikatan alumni dari Politeknik Pariwisata Bali lintas generasi P4B, BPLP dan STP.
Meskipun perkembangan Covid-19 di Bali makin melandai, namun diingatkan pandemi belum sepenuhnya berakhir dan dampaknya masih sangat dirasakan Bali sebagai daerah tujuan wisata.
Ribuan Bikers HDCI Ramaikan ‘Berkibarlah Benderaku’ di Bali
Pariwisata sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, di mana sejumlah negara kembali mengalami kenaikan kasus Covid-19. Selain itu, sejumlah negara competitor juga memberi kemudahan bagi wisatawan asing yang masuk ke negara mereka sehingga cukup menyulitkan posisi Bali.
Apresiasi terhadap penyelenggaraan ITO 2022 juga disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga Uno yang terhubung secara virtual.
Ia menyampaikan, pandemi Covid-19 yang hampir dua tahun melanda dunia memberi dampak dan tantangan luar biasa bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Panglima Jenderal Andika Perkasa Pastikan Kesiapan Keamanan KTT G20 di Bali
Perjalanan domestik saat ini berfokus pada beberapa aspek yang mengubah landscape pariwisata global. Aspek tersebut yaitu low mobility, low touch, less crowded dan hygiene menuju sustainable tourism.
Lebih dari itu, minat wisatawan saat ini lebih kepada nature dan culture. Ia berharap, ITO 2022 memberi sumbangsih pemikiran yang konstruktif bagi kebangkitan pariwisata. Diketahui, ITO merupakan event tahunan yang dilaksanakan Estepers dalam menyikapi isu seputar perkembangan sektor pariwisata. ***