Yogyakarta – Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menjanjikan ketegasan dalam penataan kawasan Sumbu Filosofi, khususnya jalur Tugu hingga Titik Nol Kilometer, menanggapi keluhan dari Paguyuban Warga Eks Parkir Abu Bakar Ali (ABA) Yogyakarta.
Dalam audiensi yang digelar saat open house rutin wali kota pada Rabu (15/10/2025), perwakilan warga menuntut ketegasan Pemkot dalam menindak bus wisata dan kendaraan besar yang masih melintas dan parkir di kawasan yang seharusnya steril.
Ketua Paguyuban Warga ABA Yogyakarta, Agil Haryanto, menyampaikan, warga tidak bermaksud membebani, melainkan meminta kejelasan atas janji Pemkot sebelumnya terkait larangan melintasnya bus besar di kawasan tersebut.
Ia juga menyinggung nasib rekan-rekannya yang kehilangan mata pencaharian akibat penertiban parkir di ABA.
Warga bahkan mengultimatum akan kembali berjualan di sekitar Pos Gumaton (Tugu-Malioboro-Keraton) jika Pemkot tidak segera menata ulang kawasan dan memberikan solusi bagi warga terdampak.
“Kami ingin tahu ada apa sebenarnya,” ujar Agil.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Hasto Wardoyo menegaskan, Pemkot telah menindaklanjuti permintaan warga dan menyiapkan langkah konkret.
Hasto menyebutkan tiga keputusan yang telah diambil: pengalihan jalur bus dari arah timur (Gramedia) melalui Kridosono dan Menara Kopi, pembangunan halte Trans Jogja di depan Menara Kopi, serta penyiapan zebra cross di bawah rel kereta.
Dinas Perhubungan diberikan tenggat waktu untuk menyelesaikan tiga poin ini dalam waktu dekat.
Hasto juga menjadwalkan peninjauan langsung pada Minggu mendatang untuk memastikan perkembangan di lapangan, termasuk pengecekan halte, zebra cross, kebersihan, dan memastikan arus bus besar tidak lagi melintasi Tugu.
Arah kebijakan Pemkot ini selaras dengan arahan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X agar kawasan Sumbu Filosofi steril dari kendaraan besar.
Pemkot akan memulai rekayasa lalu lintas dari timur dan menyusul dari barat setelah koordinasi.
“Kami minta waktu dua minggu untuk menyelesaikan rekayasa dari arah barat. Tapi prinsipnya, bus besar tidak boleh lagi parkir antara Tugu hingga rel kereta api,” tegasnya.
Pernyataan Wali Kota disambut baik oleh Agil, yang juga telah berkoordinasi dengan PHRI agar bus diarahkan ke Menara Kopi sebagai titik drop off dan pick up tamu hotel.
Audiensi ditutup dengan kesepakatan untuk melakukan peninjauan bersama di Menara Kopi pada Minggu pukul 09.00 WIB, yang juga akan digunakan untuk membahas solusi penataan dan pemberdayaan warga eks ABA. ***