Denpasar – Pada momen Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2025, Wakil Menteri (Wamen) Kebudayaan RI Giring Ganesha Djumaryo melakukankunjungan ke studio mendiang seniman Made Wianta di Jl. Pandu, Denpasar.
Kunjungan ini bukan sekadar mengapresiasi terhadap karya maestro seni rupa asal Bali itu, tetapi juga menjadi momen silaturahmi dengan istri almarhum Made Wianta, Intan Kirana — cucu dari tokoh pendidikan dan pahlawan nasional, Ki Hadjar Dewantara.
“Saya dan keluarga berterima kasih atas kunjungan yang mendadak dan perbincangan hangat dengan Mas Wamen dan istri, apalagi sangat antusias membahas karya Pak Wianta,” kata Intan Kirana, ditemani putrinya Buratwangi Wianta.
Dalam perbincangan siang itu, Intan Kirana mengenang masa kecilnya bersama sang eyang, Ki Hadjar. Ia menceritakan bagaimana tokoh besar itu menanamkan nilai-nilai pentingnya pendidikan sebagai fondasi masa depan bangsa, sekaligus memberi teladan hidup sederhana dan penuh makna.
Filosofi Ki Hadjar yang mencerminkan pendekatan pendidikan menyeluruh, dengan pendidik yang mampu menjadi teladan, inspirator, dan pendukung bagi para siswa, masih relevan hingga kini.
Kenangan itu menjadi semakin relevan karena saat ini Kementerian Kebudayaan tengah menggelar pameran bertajuk “Sunting: Jejak Perempuan Indonesia Penggerak Perubahan” di Museum Nasional, Jakarta.
Pameran tersebut di antaranya menampilkan koleksi pribadi Nyi Hadjar Dewantara — sosok perempuan tangguh yang tidak hanya mendampingi suaminya dalam perjuangan, tetapi juga aktif membina Organisasi Wanita Taman Siswa.
Nyi Hadjar dikenal giat menulis artikel bertema perempuan di berbagai surat kabar dan menyuarakan edukasi melalui siaran radio. Semangatnya sebagai aktivis perempuan dan pejuang pendidikan sangat menginspirasi.
Dalam kunjungan itu, Giring yang didampingi istrinya Cynthia Riza serta kolektor seni Daniel Jusuf, menegaskan bahwa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto sangat peduli terhadap pengembangan seni dan budaya.
“Saya dan Pak Menteri Fadli Zon selalu menyerap langsung aspirasi para pelaku seni saat kunjungan ke berbagai daerah,” ujar Giring.
Sebagai musisi dan mantan vokalis band Nidji, Giring memahami dinamika dunia seni dari dalam. Namun, ia tetap menekankan pentingnya mendengar langsung suara para seniman, kreator, kurator, kolektor, hingga pelaku pasar seni agar kebijakan yang dirumuskan benar-benar berpihak pada ekosistem seni.
Menurut Giring, perhatian pemerintah terhadap kebudayaan ditunjukkan secara konkret lewat pemisahan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menjadi dua lembaga tersendiri: Kementerian Kebudayaan dan Kementerian Ekonomi Kreatif.
Salah satu langkah nyata di bidang seni rupa adalah penyegaran Galeri Nasional yang kini mulai bertransformasi mengikuti standar pameran internasional. “Ini bukti keseriusan negara dalam mengangkat derajat seni rupa kita,” tutur Giring***