Warga Asing Keluhkan Pencurian Pasir Laut di Jembrana

24 Februari 2016, 17:35 WIB

pasir%2Blaut%2B 6

Kabarnusa.com – Seoranga warga negara asing asal Jerman berinisial MK mengeluhkan aksi pencurian pasir laut yang kerap terjadi di Pantai Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Bali.

Meski pelaku telah dikenai sanksi denda Rp2,5 juta, Hanya oleh desa pakraman setempat, aksi pencurian pasir laut di wilayah tersebut kembali marak.

Bahkan, para pelaku asal Desa Yehembang, justru mengeruk pasir laut di pesisir padat penduduk.
Karuan itu, membuat gerah aparat desa pakraman setempat dan bertekad akan menangkap semua pelaku.

Aksi pencuri pasir laut juga membuat gerah MK yang asal Jerman tinggal di pesisir pantai Yehembang.

Pasalnya, pelaku mengeruk pasir hingga kedalaman 1 meter dan panjang mencapai 25 meter di depan rumah MK.

Ulaku untuk memuluskan aksinya, pelaku  juga menebang pohon bandan yang sengaja ditanam oleh wanita asing yang bersuamikan laki asal Desa Yehsumbul, Mendoyo ini.

“Kalau ini terus digali, lama-lama jalan putus. tembok rumah saya ikut jebol karena air laut naik. Ini perbuatan tidak baik,” katanya kepada wartawan Rabu (24/2/2016).

Untuk itu, dia berharap pihak berwajib segera bertindak dan menangkap pelaku, mengingat aksi pelaku sangat berdampak pada kerusakan lingkungan.

Atas keluhan warga asing tersbut, Babinkamtimbas Desa Yehembang Aiptu Ketut Pasek langsung melakukan pengecekan.

Berdasar pengecekan, ditemukan bekas galian pasir laut yang dilakukan sejumlah pelaku di depan rumah MK hingga kedalaman mencapai 1 meter.

“Kami akan laporkan ke pimpinan terkait masalah ini dan kami juga akan berkordinasi dengan pihak desa dinas dan desa pakraman untuk menyikapi masalah ini,” imbuh Pasek.

Bendesa Pakraman Yehembang Ngurah Gede Aryana dikonfirmasi membenarkan aksi pencurian pasir laut di wilayahnya kembali marak.

Pihaknya sudah menghimbau dan memberikan kewenangan kepada masyarakat sekitar untuk bersama-sama melakukan pengawasan sekaligus mengamankan pelaku untuk selanjutkan diserahkan ke desa pakraman atau pihak kepolisian.

Kendati ada awig-awig, tanpa tanpa peran serta masyarakat, sangat sulit untuk menghentikan aksi pengerusakan lingkungan itu.

“Kami mengharapkan peran serta dan kepedulian masyarakat sekitar,” harap dia. (dar)

Artikel Lainnya

Terkini