Warga Bong Suwung Jogja Mulai Bongkar Rumah secara Mandiri

Warga Bong Suwung yang belum mendapatkan tempat tinggal sementara, harapannya Pemda DIY bisa membantu mencarikan tempat tinggal untuk mereka.

2 Oktober 2024, 17:05 WIB

Yogyakarta – Sebagian besar warga Bong Suwung Kota Yogyakarta mulai membongkar rumah mereka secara mandiri dan mengemas barang-barang.

Hal itu karena Rabu 2 Oktober 2024 , DAOP 6 Yogyakarta bakal menertibkan kawasan pinggir rel kereta api Stasiun Yogyakarta (Tugu).

“Ya sudah sekitar 75 persen warga saya yang mulai kemas-kemas barangnya,” kata Ketua Paguyuban Bong Suwung, Jati Nugroho saat ditemui di lokasi, Senin 30 September 2024.

Dari pantauan, beberapa warga tampak sibuk mengemas barang-barangnya ke dalam kardus cokelat. Sebagian warga merobohkan sebuah balai yang biasanya balai tersebut digunakan untuk berbagai kegiatan sosial.

Total jumlah Kartu Keluarga (KK) yang menempati area tersebut yakni sekitar 75 KK. Jumlah tersebut, belum termasuk Pekerja S3ks (PS) yang mereka sebut ‘mbak-mbak’ dengan jumlah sekitar 80 perempuan

Juga ada pemulung di sisi selatan Bong Suwung yang kurang lebih ada 20 orang serta anak-anak jenjang Sekolah Dasar (SD).

Informasinya, warga ada yang ke Parang Kusumo untuk luar DIY ada yang pulang kampung ke Solo dan Magelang

“Kalau saya sendiri ke Bantul utara dikit (perempatan Dongkelan) dekat yang arah Pasty itu,” sambung pria disapa akrab pak Nug tersebut.

Jati menuturkan, bagi warga yang belum mendapatkan tempat tinggal sementara, harapannya Pemda DIY bisa membantu mencarikan tempat tinggal.

Ada lebih dari 20 KK warga belum dapat tempat tinggal.

“Jadi saya minta kerja sama ke Pemda DIY termasuk Dinsos, ini loh warga kalian masih banyak membutuhkan, ya bisa dicari buat tinggal dirusun atau carikan kontrakan sementara buat kami,” pintanya.

Pihaknya juga mendesak kepada pemerintah setempat untuk memperhatikan pendidikan anak-anak Bong Suwung.

Disini banyak anak-anak, pemerintah harus memperhatikan mereka bagaimana nanti kelanjutan pendidikan.

Biasanya di Balai Bong Suwung, anak-anak disini melakukan kegiatan positif seperti belajar bersama.

Jati menklaim, selama dirinya tinggal dilokasi tersebut, berbagai kegiatan positif dilakukan oleh warganya dan ia mengaku bahwa warganya selalu guyub rukun.

“Tapi PT KAI tidak melihat sisi positif dari Bong Suwung, yang dijelaskan cuma sisi negatifnya saja yang katanya enggak tertib,” sesalnya.

Padahal apa yang dilakukan warga aman guyub rukun dan kesehatan warga juga tetap terjaga.

Sebelum adanya pembongkaran mandiri oleh warga, pihaknya sempat mengusulkan untuk dilakukan skat (tembok) atau pemagaran, namun PT KAI tidak memperbolehkan dengan alasan lolasi Bong Suwung merupakan wilayah yang berada di emplacement KAI.

PT KAI membongkar Bang Suwung dalihnya, dijadikan apa warga masih tidak mengerti hanya mendengar dilakukab penataan sterilisasi.

Padahal cara penataan nggak perlu mengosongkan, misalnya bisa dilakukan sekat tembok yang mana berapa meter sisanya tetap bisa digunakan oleh warga saya untuk hidup.

“Tapi cara ini tidak disetujui oleh PT KAI katanya termasuk emplacement,” jelasnya.

Alternatif terakhir, pihaknya akan mendirikan tenda di DPRD DIY supaya mereka (Pemda) memerhatikan dan memikirkan solusi terbaik untuk warga, mengingat ada dua warganya yang merupakan difabel.

“Tapi itu sekali lagi kita kembalikan ke masing-masing warga, ada rencana kita mau nginep (dirikan tenda) ke DPRD DIY,” ujarnya.

Terkait wacana penggusuran Bong Suwung sudah sangat lama. Dari 2010 sudah muncul peringatan untuk penggusuran.

Antara warga, PT KAI, dan Pemkot Jogja beberapa kali terjadi mediasi namun tidak ada titik terang yang baik bagi semua.

Puncak keruwetan Bong Suwung terjadi saat PT KAI mengeluarkan ultimatum. Landasan mereka adalah warga telah menerima kompensasi. Sedangkan SP3 penggusuran sudah dirilis sejak 20 September 2024 dengan masa berlaku 7 hari.

Selama waktu berlaku, warga Bong Suwung Jogja harus sudah membersihkan wilayah secara mandiri.***

Artikel Lainnya

Terkini