Warga Duda Karangasem Gelar Ritual Ungkapan Terima Kasih Ibu Pertiwi

19 Februari 2019, 18:31 WIB
Upacara melaspas Sanggar Tawang Pangggungan dan Pelinggih Catur Desa di Puta Puseh Adat Duda Karangasem

KARANGASEM – Warga Desa Adat Duda, Selat Kabupaten Karangsem menggelar ritual sebagai ucapan terima kasih kepada Ibu Pertiwi atas limpahan hasil bumi. Ritual upacara kegamaan yang disebut Karya Taur Tabuh Gentuh akan digelar 6 Maret 2019.

Menjelang karya besar itu, warga setempat mengelar upacara melaspas Sanggar Tawang, Panggungan dan Pelinggih Catur Desa di Pura Puseh Desa Adat Duda, Selasa (19/2/2019). Upacara Pemelaspas tersebut dipuput oleh Ida Pedande Gede Putu Ngenjung dari Geria Duda.

Dijelaskan Prawartawa Karya, Ida Bagus Gede Suyasa, Karya Taur Tabuh Gentuh ini sebagai wujud terimakasih pada ibu pertiwi. Sebab semua mahluk yang ada di bumi diberikan kehidupan dan juga diberikan berkah hasil bumi yang melimpah.

“Tujuan dari karya ini sebagai rasa terima kasih pada ibu Pertiwi dan syukur atas hasil bumi yang melimpah,” ujarnya.

Pemelaspasan ini menjadi simbol pembersihan tempat yang akan dipergunakan sebagai tempat/linggih banten dalam upacara karya yang akan datang. Semua bagian yang dipelaspas mempunyai fungsinya masing-masing.

Seperti Sanggar Tawang berfungsi untuk tempat ditaruhnya banten (sesajen) yang ditujukan untuk alam atas (Swah). Sementara Panggungan untuk tempat upakara yang ditujukan ke alam Tengah (Bwah) dan untuk alam bawah (Bhur) dilakukan langsung diatas tanah (pertiwi).

Saat puncak karya, sarana upacara akan memakai 10 ekor ayam selain itu akan menggunakan beberapa jenis binatang seperti Menjangan, Petu (sejenis kera), musang, Kambing, Kerbau, Sapi dan Asu (anjing) belangbungkem dan Angsa.

Desa adat Duda terdiri dari 27 Banjar Adat dengan 16 Banjar Dinas dan 3 Desa. Serta ada 3 Banjar yang ada di wilayah Desa Ulakan, Manggis yang masuk ke Desa Adat Duda. Seperti Banjar Abiancanang Kaje dan Kelod serta Banjar Lemo. Dengan jumlah penduduk sekitar 3700 Kepala Keluarga.

Untuk anggaran, menurut Suyasa menelan sekira Rp 3 Miliar Dana sebsar itu berasal dari dana punia tanpa adanya pungutan peturunan dari warga. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini