Warung Mina Bangun Daya Saing Berbasis Inovasi dan Potensi Kuliner Lokal

8 April 2017, 14:40 WIB
Owner Warung Mina Wayan Agus Setiawan dan GM Area Bali Lombok Blue Bird  Gruop Putu Gede Panca Wiadnyana dan pemilik “Arjuna Gagapan Bali Pande Nyoman Yudi Sutrisna melakukan penandatanganan MoU sepakat membangun kerja sama dan sinergitas (foto:kabarnusa) 

DENPASAR – Warung Mina terus membangun komitmennya dalam melestarikan warisan kuliner lokal Bali agar mampu bersaing dengan berbasiskan inovasi dan potensi lokal. Menilik sejarahnya, Warung Mina didirikan oleh I Made Patri, seorang pejuang kuliner yang dengan daya juang dan imajinya menghadirkan sebuah industri kreatif di bidang kuliner

Warung Mina. Spirit I Made Patri yang berlatar belakang purnawirawan ABRI yakni dari TNI AURI, telah menginisiasi I Wayan Agus Setiawan selaku anak pertama Made Patri yang akrab dipanggil Wayan Mina untuk melanjutkan usaha kuliner keluarga ini menjadi sebuah industri kreatif,

Mina Group kini mampu merambah dengan outletnya yang tersebar di beberapa tempat seperti Warung Mina Peguyangan, Mina Dalung, Mina Ubud, Mina Renon, Mina Padangsambian, Mina Petitenget, Mina Kuta, Mina Legian, Mina Batubelig, Mina Tanjung Hotel dan Etnik Legian serta Masakan Rumah Etnik.

Bukan hanya itu, Warung Mina telah juga melancarkan perluasan usahanya ke wilayah Lombok. Setiawan sendiri meyakini bahwa bila suatu usaha dikerjakan dengan sebuah totalitas, kesungguhan hati, kejujuran dan tidak lupa untuk senantiasa berbagi, maka niscaya alam akan membukakan pintu-pintu rejeki yang memang selayaknya untuk dimiliki.

Wayan Setiawan memiliki prinsip ‘Heart Worker’ sebagai sebuah prinsip yang dipegang teguh dalam menjalankan usaha Group Mina meyakini bahwa hanya dengan pekerjaan yang dilandasi dengan hati, maka segala pekerjaan ajan bisa dilakukan secara totalitas dan maksimal.

Prinsip kerja ini pula yang dilekatkan Wayan Setiawan di tangan kanannya menjadi sebuah tattoo yang akan senantiasa mengingatkan dirinya akan etos kerja yang selama ini dijalankan membesarkan Warung Mina.

Terinspirasi bagaimana Ayahnya, I Made Patri beserta Ibunda kala merintis Warung Mina yang memang berjuang dan totalitas dengan menggunakan hati. Dan hal inilah yang menjadi landasan kerja Setiawan untuk merangkul dan membuka diri terhadap kemitraan warung Mina sehingga jadilah seperti saat ini,

Beberapa outlet Warung Mina telah tersebar menjadi usaha kuliner yang dimiliki sebagai kebanggaan kuliner Bali. Tanpa bisa dipungkiri, Warung Mina Peguyangan sebagai cikal bakal outlet-outlet Mina Group saat ini adalah pelopor usaha kuliner keluarga yang ada di Denpasar Utara.

Bahkan, bisa dibilang pelopor usaha kuliner Bali yang dengan ‘spirit Heritage’ telah bertransformasi menjadi usaha kuliner kekinian tanpa tercerabut dari spirit awal Warung Mina. Beberapa usaha sejenis, yang sama-sama bergerak di bidang kuliner juga tumbuh berkembang mendampingi Warung Mina di kawasan jalan Astasura, Peguyangan.

Malah dengan tumbuh kembangnya para pengusaha kuliner di kawasan yang sama membuat Wayan Setiawan semakin terpacu dan tertantang untuk semakin melakukan inovasi, perubahan-perubahan yang tentunya akan membuat Warung Mina tetap memiliki ciri khas dan karakternya sendiri.

Terinspirasi sebuah film yang berjudul the Last Truck, Setiawan menyadari bahwa bila tanpa melakukan perubahan, tanpa inovasi maka apapun usaha yang dibuat hanya akan menjadiusaha yang jalan di tempat dan niscaya akan tergerus oleh gemerlap kompetisi global yang ada.

Maka dari itu, Setiawan senantiasa berikhtiar untuk membuka diri, membuka wawasan, mencermati trend yang sedang berkembang saat ini, Setiawan kemudian mampu pelan namun pasti menambah sedikit demi sedikit outlet Warung Mina.

Bahwa secara filosofis, Setiawan menyadari logo Warung Mina sujatinya mencerminkan bagaimana usaha yang sedang dijalankan saat ini hanya mengolah, mengembangkan sesuatu yang sudah disediakan oleh Alam.

Kekayaan alam, budaya, dan manusia Indonesia dapat menghasilkan potensi besar ketika digabungkan dengan kreativitas sehingga dapat memberikan sumbangsih tidak hanya terhadap perekonomian nasional, tetapi juga dalam penguatan citra dan identitas bangsa.

Pengembangan sumber daya terbarukan dan inovasi terlebih bagi penguatan ekonomi kreatif local Bali khususnya. Dengan usaha kuliner yang mengusung brand Ikan Segar. Dia sadar hanya dengan kualitas ikan dan air yang baik, maka Warung Mina akan senantiasa mampu menghadirkan citarasa khas yang akan menjadi incaran para penikmat masakan ikan segar.

Karena bahan baku yang dimanfaatkan oleh warung Mina adalah anugerah dari Alam, maka filosofi berikutnya sesuai dengan logo Warung Mina mengisyaratkan makna untuk senantiasa berbagi.

Hal ini jelas sudah dilakukan Warung Mina dengan mengajak para pejuang kuliner lainnya untuk bergabung dengan Warung Mina baik sebagai partner, managemen dan karyawan dalam hal pengembangan Warung Mina kedepannya.

Karena hanya dengan spirit berbagi akan terbangun rasa kebersamaan diantara semua tim kerja dan bukan hanya itu, Setiawan juga menyampaikan bahwa untuk menumbuhkembangkan rasa bangga sebagai salah satu industri kreatif yang digelutinya saat ini, dimunculkan sebuah ‘Tagline, Warung Mina untuk KITA’.

Tagline itu dimaknai sebagai ajakan bukan saja kepada tim managemen dan karyawan Group Mina, namun masyarakat khususnya pengunjung setia warung Mina untuk bersama-sama turut merasa memiliki Warung Mina sebagai industri kreatif anak daerah yang mampu bersaing dengan kontestasi industri kreatif global.

“Ekonomi kreatif adalah sebuah konsep di era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan pengetahuan dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi yang utama”.

Sadar dengan tatangan global, bahwa setiap usaha harus selalu terus melakukan inovasi, bertransformasi, maka Setiawan selaku General Manager (GM) sekaligus owner Warung Mina melakukan jalinan kerjasama, sinergitas dengan Taxi Blubird dan pusat oleh-oleh Arjuna Gagapan Bali di Warung Mina Peguyangan Denpasar, Sabtu (8/4/17).

Kerja sama sebagai upaya untuk semakin memaksimalkan informasi, sosialisasi keberadaan Warung Mina kepada khalayak, khususnya pecinta dan penikmat kuliner.

Setiawan sangat bersyukur dan berterimakasih bahwa kemitraan yang dibangun berdasarkan spirit ‘Heart Worker’ ini menjelma menjadi jalinan kerjasama-kerjasama, kemitraan, bentuk sinergitas Warung Mina dengan stakeholder terkait.

Menjadi sebuah kebanggaan mampu menghadirkan Warung Mina sebagai usaha bersama dan juga kebanggan bagi masyarakat akan kuliner lokal sesuai tagline Warung Mina yaitu “MINA UNTUK KITA” yang mengandung nilai-nilai keterbukaan, merangkul, kesehajaan, kejujuran, totalitas dan kesadaran bekerja untuk saling berbagi berlandaskan hati. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini