Waspada..Semua dari Kita Rentan Terkena Luka Bakar

10 September 2015, 06:18 WIB

P 20150909 131719

Kabarnusa.com
Hampir sebagian dari kita atau orang-orang di lingkungan sekitar baik
anak-anak, hingga orang tua tentunya pernah mengalami terkena luka bakar
dengan berbagai sebab sekala dan luasan berbeda. Meski luka bakar
mengancam diri kita setiap saat namun masih banyak yang belum menyadari
bagaimana pencegahan dan penanganan yang baik ketika terkena luka bakar.

Karenanya,
upaya edukasi dan sosialisasi tentang bahaya luka bakar pada tubuh kita
dan bagaimana pencegahan dan penanganan yang harus dilakukan, salah
satunya lewat Workshop Media bertemakan ‘Luka Bakar Mengintai di Sekitar
Kita” Rabu 9 September 2015.

Dalam workshop yang diikuti kalangan media lokal dan
nasional di Bali itu, menghadirkan pembicara Ketua Perhimpunan Luka
Bakar dan Penyembuhan LUka Indonesia Dr Nyoman Putu Riasa, Wakil Ketua
Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik
Indonesia (PERAPI) dr Irena Sakura Rini dan Brand Manager PT Transfarma
Medica Indah.

Dalam paparannya, Dr Riasa mengungkapkan, di hampir
semua kasus yang ditangani, luka bakar itu, tidak memandang usia. Mulai
balita, anak-anak, remaja hingga orang tua.

Pendek kata, luka
mengintai diri kita, karena potensi sumber yang menyebabkan terkena luka
bakar berada di dekat aktivitas manusia seperti pemakaian alat-alat
listrik, api dan lainnya.

Sayangnya, lanjut Riasa, banyak yang
tidak menyadari keberadaanya dan bagaimana cara mengatasi dan perawatan
dengan baik, padahal dampaknya sangat membahayakan bagi kesehatan dan
bisa mengancam keselamatan manusia.

“LUka bakar jika tidak ditangani dengan benar bisa menurunkan kualitas hidup seseorang yang signifikan,” tambahnya.

Setidaknya,
ada beberapa hal yang perlu diketahui, jika luka bakar menimpa diri
kita. Pertama, melakukan deteksi sumber-sumber cidera luka bakar dan
lokasi-lokasi rawan kecelakaan luka bakar.

Dari data, dua
penyebab utamanya luka bakar berasal dari apo dan aliran lisrik terutama
bertegangan tinggi. Ada juga, penyeban luka bakar dari air mendidih,
minyak panas, bahan kimia bahkan suhu dingin yang ektrim ‘frosbite’.

Untuk
itu, ia mengingatkan agar memperhatikan betul penggunaan dan keamanan
bahan-bahan kimiawi, listrik, gas dan lainnya yang berpotensi
menimbulkan luka bakar.

“Sebaiknya ketika terjadi luka bakar,
tidak ditangani sendiri untuk mendapatkan penyembuhan optimal. Untuk
tahap pertolongan pertama, aliri luka bakar dengan air keran selama 10
menit,” sarannya.

Hal itu dilakukan bisa mengurangi kedalaman
luka. JUga, jangan diolesi bahan apapun di luka bakar dan berikan minum
air 5 gram tablet garam atau cairan oralit untuk mencegah dehidrasi.

“Segera bawa ke rumah sakit untuk burn unit untuk penilaian kedalaman dan luas luka bakar,” sambungnya.

Dalam
kerangka untuk menyebarkan informasi pengetahuan dan mensosialisasikan
bahaya luka bakar bagi kesehatan manusia, PERAPI melakukan edukasi ke
sejumlah daerah dengan menggandeng media agar, publikasinya bisa
berjalan efketif.

“PERAPI, sebagai satu-satunya perhimpunan
dokter spesialsi bedah plastik dan rekonstruksi berupaya terus
menyebarkan informasi mengenai luka bakar kepada masyarakat,” imbuh
Irena yang dokter bedah plastik RS Dharmais Jakarta itu.

Salah satu hal penting yang ditekankannya terhadap penderita luka bakar adalah perawatan yang benar.

“Masih
banyak yang belum menyadari bahwa luka bakar itu perlu mendapatkan
perawatan. semakin cepat bekas luka bakar ditangani dengan terapi tepat
maka semakin besar peluang bekas luka bakar itu dapat disamarkan secara
sempurna,” tuturnya.

Menurut Risyada, perawatan luka bakar saat
ini semakin holistik, para ahli memikirkan bagamaimana pencegahan,
pengobatan dan perawatan bekas luka bakar.

“Saat ini, perawatan
luka bakar yang dianggap dianggap paling efektif oleh ahli kesehatan
adalah penggaan silikon gel salah satunya yang diproduksi Dermatix.
Terapi ini dianggap relatif aman, tepat sasaran, ekonomis dbanding laser, operasi atau injeksi. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini