Tanah Lot – Seniman kontemporer ternama, Arkiv Vilmansa mampu memukau pengunjung melalui karya spektakuler bertajuk ‘Widya Segara’ di Pantai Tanah Lot, Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan pada Sabtu November 2024 malam.
Pengujunjung wisatawan yang tengah menikmati keindahan Pantai Tanah Lot, dibuat takjub dengan kehadiran seekor paus berwarna pink terdampar di Tanah Lot.
Rupanya ikan paus itu merupakan konsep dari karya seni spektakuler Arkiv Vilmansa.
Instalasi paus raksasa dengan panjang 30 meter, lebar 12 meter, dan tinggi 9 meter dengan warna pink itu menjadi simbol eksplorasi potensi maritim Indonesia sekaligus pesan tentang pelestarian laut.
Arkiv Vilmansa menyatakan, makna instalasi ini berakar pada sejarah dan budaya lokal.
Dijelaskan, patung paus raksasa tersebut selain mencerminkan keindahan seni rupa modern, tetapi juga menjadi penghormatan atas peristiwa Ulam Agung, di mana paus suci pernah terdampar di wilayah Tabanan ratusan tahun.
Kata Arkiv Vilmansa, melalui karya ini, ingin menggugah kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga ekosistem laut yang menjadi sumber kehidupan dan kekayaan budaya terlebih di Pulau Bali.
Kurator Rizki A. Zaelani menjelaskan, tenggara lambang Tuhan Yang Maha Esa dalam manifestasi Maheswara.
Menurutnya, dengan daya tarik yang dimiliki sebagai destinasi pariwisata budaya dunia sehingga Bali dipilih sebagai lokasi pertama perhelatan seni yang mendapat antusiasme berbagai kalangan seperti Bupati Tabanan Komang Gede Sanjaya, termasuk artis komedian Aming Supriatna Sugandhi, kurator Jean Cotteau dan Yudha Bantono, penikmat seni Putu Agung Priatna.
Daya tariknya sebagai tempat dengan tradisi kuat yang menjaga harmoni antara manusia dengan alam.
“Bali mengajarkan keseimbangan,” imbuhnya.
Dipilihnya Tanah Lot sebagah tempat instalasi ini di Tanah Lot juga karena keterkaitan antara pertemuan sungai dan laut menjadi simbol kuat untuk pesan ini.
“Alam itu besar dan memiliki kebijaksanaannya sendiri, bahkan lebih besar dari manusia,” imbuhnya.
Proyek ini juga menekankan pentingnya laut dalam kosmologi Bali.
Dihadirkannya Paus sebagai ‘duta’ yang menyampaikan pesan tentang laut sumber kebijakan dan keseimbangan.
Laut tidak hanya mencerminkan pencemaran yang terjadi, tetapi juga memiliki kemampuan untuk memulihkan dirinya sendiri. “Dari laut, kita bisa belajar tentang kesederhanaan, kebesaran, dan keterhubungan segalanya,” kata Rizki menambahkan.
Penggagas pameran sekaligus pemilik Galeri ZEN1 Nicolaus Kuswanto mengungkapkan, awalnya memang dari 8 bulan lalu merencanakan pameran besar di Bali.
Pameran bakal menampilkan karya Arkiv Vilmansa bekerja sama dengan Galeri ZEN1 untum membuat pameran besar.
“Kami ingin menjembatani mimpinya untuk memamerkan tentang biota laut karena target ini, dia sudah cukup melanglang Buana internasional, dia sering sekali memakai objek-objek ikon luar Indonesia,” sambungnya.
Belakangan akhirnya sadar bahwa sekarang ini waktunya dia untuk memakai ikon-ikon Indonesia.
“Kemudian, dia (Arkiv) mau memulai dengan mengambil sosok-sosok biota laut akhirnya Mengapa kita memilih seperti ikan paus,” jelasnya.
Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya mengapresiasi acara ini sebagai rangkaian dari HUT Kota Singasana. Dia menjelaskan pentingnya ikan paus dalam tradisi dan budaya masyarakat Bali.
Bagi umat Hindu, ikan paus ini sangat disakralkan oleh tetua dahulu disebut sebagai Be Ulam Agung yang mengandung makna ‘agung’ berarti besar.
Lanjut Sanjaya, jika ada ikan paus terdampar di Bali biasanya akan diselamatkan dan dijaga betul dan dikubur, diupacarai, disembahyangi.
“Karena salah satu biota laut yang dikeramatkan oleh orang Bali,” imbuhnya. ***