Wisman Dibunuh, Kapolda Bali Dikomplain Konsulat

24 Mei 2014, 20:17 WIB
Kapolda Bali Irjen Pol AJ Benny Mokalu (Foto:KabarNUsa)

KabarNusa.Com, Denpasar  – Kapolda
Bali Irjen Pol AJ Benny Mokalu mengakui banyak menerima komplain
keberatan dari konsulat asing menyusul perisiwa pembunuhan yang menimpa
wisatawan asing asal Inggris.

Kasus yang menimpa warga negara asal Inggris Marie Kathryn Drozdz (40) di Ubud,
Gianyar rupaya mendapat perhatian dunia terbukti beberapa konsulat
asing menyampaikan complain atau keberatan dan menanyakan masalah
tersebut kepada Kapolda Benny. .

Kematian wisatawan asing asal
Inggris itu menyedot perhatian dunia, beberapa konsulat terus memantau
mengikuti perkembangan kasus tersebut. Hal itu diakui Kapolda Benny saat
melihat vila tempat menginap Anne yang ditemukan tewas pada Kamis 22
Mei 2014 sekira pukul 16.00 Wita.

“Konsul-konsul komplain
kepada kita, semua komplain dengan kejadian ini,” ujar Benny usai
meninjau lokasi vila Desa Junjungan, Ubud, Gianyar, Sabtu (24/5/2014).

Dia mencontohkan, beberapa konsulat asing yang menyampaikan komplain seperti Australia, Amerika Serikat, Jepang dan China.

 

Hal sama tentu dengan konsolat Inggris, tentu akan menyampaikan komplain
ke pihaknya selaku pemangku kepentingan keamanan di Bali. “Sudah tentu
komplain karena mereka harus melindungi warga negaranya,” imbuh dia.

Banyaknya komplain itu apakah menandakan bahwa Bali tidak aman lagi bagi wisatawan
asing? Buru-buru Kapolda menepisnya dan bukan berarti mereka meragukan
keamanan di Pulau Seribu Pura.

“Sebenarnya tidak, untuk mengukur
keamananan di Bali, misalnya Anda berjalan dari Ubud ke Tohpati
(Denpasar), kalau merasa aman, datang sendiri, berarti aman,” tegas
mantan Kapolda Bengkulu itu.

Tetapi sebaliknya, jika kemudian
seorang wisatawan ke Bali justru merasa was-was ketika berjalan, merasa
khawatir jangan-jangan menjadi korban perampokan, maka hal itu
menandakan tidak aman.

Selain mendapat banyak pertanyaan dari
pihak asing, Kapolda mengaku setelah kejadian didatangi kalangan
industri pariwisata yang bergabung di Perhimpunan Hotel Restoran
Indonesia (PHRI) Bali.

“Ya mereka menemui saya meminta jaminan keamanan dan keselamatan wistawan di Bali, agar betul-betul aman,” tukasnya.

Tentu
saja, Kapolda memahami apa yang disampaikan namun ditegaskan bahwa
tanggungjawab keamanan  sebenarnya menjadi tanggungjawab bersama.

Yang
dikedepankan kepolisian, bahwa mereka tida bisa sendiri menciptakan
keamanan namun harus bekerja sama dengan pemangku kepentingan lainnya di
bidang keamanan dan urusan pariwisata.

Pascakejadian, pihaknya
sudah mengagendakan untuk menggelar pertemuan dengan semua komponen
masyarakat termasuk industri pariwisata di Bali, membahas bagaimana
membangun, menciptakan keamanan dan ketertiban bersama di masyarakat. (rma)

Berita Lainnya

Terkini