Wow..Inilah Empat Pecalang Perempuan Pertama di Bali

4 Maret 2017, 17:14 WIB

JEMBRANA – Empat orang perempuan dilantik menjadi anggota satuan pengamann desa adat atau pecalang yang disebut-sebut sebagai pecalang perempuan pertama di Pulau Bali. Keempat pecalang perempuan itu adalah Ni Ketut Suartini, Ni Luh Mariani, Ni Komang Mertawati, Ni Wayan Suami.

Mereka dilantik bersamaan dengan puluhan pecalang Desa Pekraman Kertha Jaya, Pendem Kabupaten Jembrana yang dikukuhkan di Pura Puseh Desa Pendem, Sabtu (4/3/17). Tentu saja, pengukuhan menjadi unik lantaran diantara 25 pecalang tersebut 4 merupakan perempuan. Bahkan, mereka diklaim merupakan pecalang perempuan yang pertama di Bali.

Wabup Jembrana Made Kembang Hartawan langsung mengukuhkan mereka ditandai penyematan kaos dan sesenteng. Sementara Kapolres Jembrana AKBP Djoni Widodo ikut melakukan penyematan rompi.

Pada kesempatan tersebut dilantik pula petugas Babinkamtibmas perempuan untuk Kelurahan Pendem. Sejumlah pejabat turut menyaksikan pelantikan seperti anggota DPRD Jembrana IB Susrama, perwakilan Kodim 1617, Camat Jembrana, Lurah Pendem dan masyarakat desa Pekraman Pendem.

Dalam kesempatan itu, Bendesa Desa Pekraman Kertha Jaya Pendem I Wayan Diandra mengatakan pengukuhan empat pecalang perempuan ini, dilakukan setelah sebelumnya dilakukan seleksi oleh perangkat desa pekraman.

Mereka harus memenuhi persyaraantantara lain, harus sebagai krama desa, harus siap ngayah (bekerja sukarela), harus memiliki dedikasi yang nantinya dapat memenuhi harapan masyarakat tatkala ada permasalahan di desa.

“Selain itu warga masyarakat khususnya kaum perempuan merasa terayomi dengan hadirnya pecalang perempuan,” imbuh Diandar. Selama ini, jika ada warga perempuan yang memiliki permasalahan keluarga sering kali merasa ewuh-pakewuh kalau bercerita dengan pecalang pria.

Karenanya dengan adanya pecalang perempuan, masalah-masalah  kecil di keluarga yang bisa diselesaikan di tingkat desa sebaiknya di selesaikan di tingkat desa dan tidak harus melapor ke kepolisian.

Kapolres Jembrana AKBP Djoni Widodo menilai pengukuhan pecalang perempuan ini merupakan wujud emansipasi wanita atau kesetaraan gender. Banyak contoh peranan perempuan di dalam mempertahankan NKRI seperti di TNI/Polri ada Kowad, Kowal, Polwan, Satuan Pengamanan perempuan dan pecalang perempuan.

Kapolres Djoni menyebut, pecalang perempuan itu untuk pertama kali di Bali bahkan Indonesia. Sedangkan babinkamtibmas perempuan merupakan pertama di Provinsi Bali yakni Aipda Wartini yang berdomisili di Pendem.

“Dengan dikukuhkannya pecalang dan babinkamtibmas perempuan ini, diharapkan segera ambil bagian dan ikut serta dalam mewujudkan kamtibmas yang mantap dan kondusif”, pesan Djoni. Djoni mengharapkan pecalang perempuan ini berperan seperti pecalang pria umumnya, jika terjadi pelanggaran harus berani menegur.

Diakuinyam seorang perempuan memiliki kodrat yang berbeda dengan pria, namun di zaman sekarang sudah banyak profesi pria dilakukan oleh kaum perempuan.

Usai pelantikan Wabup Kembang menjelaskan kata pecalang berasal dari kata calang yang theologinya berasal dari kata celang atau waspada. Setiap pecalang harusnya peka dan waspada terhadap hal-hal yang negatif di lingkungannya.

Dinamika sekarang banyak hal yang terjadi di desa, ada kasus narkoba, KDRT, pelecehan seksual dan hal-hal sosial lainnya. “Pecalang tidak hanya mengamankan kegiatan upacara adat, namun juga harus waspada akan hal-hal negatif di sekelilingnya”, tegas Kembang.

Untuk itu, dia menghimbau, pecalang harus menjadi contoh di masyarakat, jangan sampai justru pecalangnya tertangkap basah berjudi, selingkuh dan hal negatif lainnya. Untuk itu pecalang harus peka waspada dengan setiap orang asing di lingkungannya.

Minimal harus tahu pekerjaannya, jangan sampai ada yang meracik narkoba di lingkungan terdekat karena ketidakpedulian pecakang atau masyarakat. Tugas kitalah untuk waspada demi generasi muda, jika menemukan langsung koordinasi dengan kepolisian,” imbuhnya. (put)

Berita Lainnya

Terkini