๐๐š๐ญ๐ข๐ค ๐‹๐š๐ฌ๐ž๐ฆ ๐๐ข ๐•๐จ๐ฅ๐ž๐ง๐๐š๐ฆ: ๐’๐ž๐›๐ฎ๐š๐ก ๐‘๐ž๐Ÿ๐ฅ๐ž๐ค๐ฌ๐ข ๐ญ๐ž๐ง๐ญ๐š๐ง๐  ๐–๐š๐ซ๐ข๐ฌ๐š๐ง ๐๐ฎ๐๐š๐ฒ๐š ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐Œ๐ฎ๐ฅ๐š๐ข ๐๐ฎ๐๐š๐ซ

14 Juni 2025, 07:59 WIB

Kabarnusa– Tahun 1985, di sela jeda ๐‘พ๐’๐’“๐’๐’… ๐‘ด๐’–๐’”๐’Š๐’„ ๐‘ช๐’๐’๐’•๐’†๐’”๐’• ๐’…๐’Š ๐‘ฒ๐’†๐’“๐’Œ๐’“๐’‚๐’…๐’† Belanda, kami diajak mengunjungi kota Volendam, sebuah kota pelabuhan cantik di Noord Holland, berjarak 242 km dari tempat kami berlomba.

Saat berjalan-jalan, saya menyempatkan diri mampir ke toko-toko kecil di tepian dermaga, mencari oleh-oleh khas Belanda.

Tiba-tiba, di antara pajangan souvenir, mata saya tertumbuk pada sehelai kemeja batik dengan warna yang begitu memukau. Coraknya hidup, cerah, dan terpampang jelas sebuah tulisan dalam bahasa Belanda: “๐˜ฝ๐™–๐™ฉ๐™ž๐™  ๐™ช๐™ž๐™ฉ ๐™‡๐™–๐™จ๐™š๐™ข, ๐™„๐™ฃ๐™™๐™ค๐™ฃ๐™š๐™จ๐™ž๐™š.”

Saya mengerenyitkan kening. Meski tak paham bahasa Belanda, saya yakin betulโ€”Batik pasti dari Indonesia.

“๐๐š๐ญ๐ข๐ค ๐ฒ๐š ๐๐š๐ซ๐ข ๐ˆ๐ง๐๐จ๐ง๐ž๐ฌ๐ข๐š, ๐ค๐จ๐ค ๐๐ข๐ฃ๐ฎ๐š๐ฅ ๐๐ข ๐ฌ๐ข๐ง๐ข?” batin saya penasaran.

Seorang senior yang berdiri di samping saya lalu berbisik, “๐‡๐š๐ซ๐ ๐š๐ง๐ฒ๐š ๐ฌ๐ž๐ค๐ข๐ญ๐š๐ซ ๐ฌ๐š๐ญ๐ฎ ๐ฃ๐ฎ๐ญ๐š๐š๐ง, ๐ฎ๐š๐ง๐  ๐ค๐ข๐ญ๐š!” Saya tertegun. Satu juta rupiah di tahun 1985 bukan nominal kecil untuk sekadar sepotong kemeja. “Batik semahal ini?” Ternyata, di negeri orang, batik bukan sekadar kain ia adalah mahakarya yang dihargai setinggi langit.

Puluhan tahun kemudian, baru saya tahu bahwa Lasem adalah sebuah kecamatan kecil di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Pengetahuan itu saya dapat justru saat ditugaskan memimpin divisi Collection pada sebuah Bank di wilayah Timur Indonesia.

Sejak saat itu, saya jatuh cinta pada batik. Saya mempelajari ragamnya: dari Batik Pekalongan yang semarak, Batik Solo yang klasik, Batik Pecangaan Jepara yang anggun, hingga Batik Gentong Madura yang berani.

Indonesia memang negeri yang kaya, bukan hanya sumber daya alamnya, tapi juga khazanah seni budayanya.

Namun, di balik keindahannya, ada kepiluan yang mengiris. Batik tulis, warisan leluhur yang seharusnya dijaga, perlahan tergerus zaman. Generasi muda kini lebih memilih batik cetakโ€”praktis, murah, tapi kehilangan jiwa.

Para empu batik tulis semakin langka, digantikan mesin-mesin pencetak yang tak punya cerita. Padahal, di luar negeri, batik tulis Indonesia dihargai layaknya emas.

Di Eropa, Amerika, bahkan Jepang, kolektor rela merogoh kocek puluhan juta hanya untuk selembar kain batik tua. Sementara di tanah air, kita justru mulai melupakannya.

Inilah ironi yang harus kita akhiri. Batik bukan sekadar motif di atas kainโ€”ia adalah napas budaya, identitas bangsa, dan warisan yang harus dilestarikan.

Jika kita tak bergerak sekarang, siapa lagi? Jika bukan generasi muda yang meneruskan, lalu siapa?

Mari kita jaga batik, bukan hanya dengan memakainya, tapi juga dengan memahami filosofinya, menghargai proses pembuatannya, dan mendukung para pengrajin yang masih bertahan.

Karena kehilangan batik berarti kehilangan sepotong jiwa Indonesia.

Jangan biarkan suatu hari nanti, anak cucu kita hanya mengenal batik dari buku sejarah, atau, lebih tragis lagi, dari pajangan di toko-toko Belanda, dengan label “๐˜ฝ๐™–๐™ฉ๐™ž๐™  ๐™ช๐™ž๐™ฉ ๐™‡๐™–๐™จ๐™š๐™ข”yang harganya selangit, tapi tak lagi milik kita.

Batik adalah cerita kita. Jangan biarkan ia punah.

Berita Lainnya

Terkini

๐“๐ข๐ง๐ฃ๐š๐ฎ๐š๐ง ๐๐ฎ๐ฅ๐š๐ฎ ๐๐ž๐ซ๐›๐š๐ญ๐š๐ฌ๐š๐ง ๐€๐œ๐ž๐ก ๐๐š๐ง ๐’๐ฎ๐ฆ๐š๐ญ๐ž๐ซ๐š ๐”๐ญ๐š๐ซ๐š โ€œ๐๐ž๐ซ๐๐š๐ฌ๐š๐ซ๐ค๐š๐ง ๐Š๐š๐ฃ๐ข๐š๐ง ๐‡๐ข๐ฌ๐ญ๐จ๐ซ๐ข๐ฌ ๐๐š๐ง ๐๐ฎ๐๐š๐ฒ๐š”

๐“๐ข๐ง๐ฃ๐š๐ฎ๐š๐ง ๐๐ฎ๐ฅ๐š๐ฎ ๐๐ž๐ซ๐›๐š๐ญ๐š๐ฌ๐š๐ง ๐€๐œ๐ž๐ก ๐๐š๐ง ๐’๐ฎ๐ฆ๐š๐ญ๐ž๐ซ๐š ๐”๐ญ๐š๐ซ๐š โ€œ๐๐ž๐ซ๐๐š๐ฌ๐š๐ซ๐ค๐š๐ง ๐Š๐š๐ฃ๐ข๐š๐ง ๐‡๐ข๐ฌ๐ญ๐จ๐ซ๐ข๐ฌ ๐๐š๐ง ๐๐ฎ๐๐š๐ฒ๐š”

16 Juni 2025, 08:21 WIB