2020, RI Targetkan Prouksi 40 Juta Ton Sawit

18 Juni 2014, 07:32 WIB

sawit+menristek

KabarNusa.com, Nusa Dua – Sebagai salah satu produsen kelapa sawit terbesar di dunia maka Kementerian Pertanian menargetkan mampu meningkatkan produktivitas perkebunan sawit nasional hingga 40 juta ton pada 2020.
 

“Produktivitas kelapa sawit perkebunan rakyat diharapkan mencapai 4 ton per Ha, dari saat ini hanya kisaran 2,5 ton-3,5 ton per Ha,” kata Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Lingkungan Mukti Sarjono dalam keterangan resminya usai pembukaan International Oil Palm Conference (IOPC) bertema Green Palm Oil for Food Security and Renewable Energy, di Nusa Dua, Selasa (17/6/2014).

Di pihak lain, saat ini khususnya produktivitas perkebunan rakyat masih tertinggal jauh dibawah rata-rata produktivitas nasional yang mencapai 3,8 ton per Ha.

Jika melihat total luas lahan kelapa sawit nasional 9,3 juta Ha, sebanyak 44% di antaranya merupakan perkebunan rakyat sehingga berpeluang untuk mendongkrak produksi.

“Ini yang menjadi PR kami. perkebunan rakyat masih banyak tidak memanfaatkan bibit unggul, mereka asal, biji jatuh pun ditanam,” kata dia.

Karenanya, Kementan menyiapkan menempuh langkah-langkah bertahap meningkatkan produktivitas perkebunan rakyat seperti program revitalisasi program perkebunan, dan mendorong petani menggunakan bibit unggul.

Pihaknya juga didorong menggunakan bibit hasil riset untuk meremajakan tanaman mereka. Pasalnya, ujar dia, saat ini sudah ada perkebunan swasta yang mampu memproduksi sebanyak 5 ton-6 ton per Ha.

Sementara kebijakan moratorium lahan perkebunan, total luas lahan pada 2015 diperkirakan mencapai 10 juta Ha. Sehingga, Mukti berkeyakinan bahwa produktivitas yang harus ditingkatkan.

Jika mampu 4 ton per Ha saja dengan luas lahan 10 juta Ha, maka sudah tercapai road map 2020

Dalam kesempatan sama, Direktur Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Witjaksana Darmosarkoro mengungkapkan peremajaan mutlak dilakukan oleh petani kelapa sawit. Dengan cara itu, produktivitas dan kualitas sawit petani dapat meningkat.

“Karena sekarang ini banyak yang ditanam bukan bibit unggul,” jelasnya.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki) Joefly J Bahroeny menyebutkan rata-rata produktivitas nasional rendah karena kontribusi petani rendah. Joefly menyatakan bahwa tugas memperbaiki kualitas bibit kelapa sawit berada di tangan PPKS.

Perkebunan rakyat juga harus mendapatkan bibit unggul agar tidak hanya produktif, tetapi kualitasnya terjaga sehingga harga kelapa sawit Indonesia stabil. (kto)

Artikel Lainnya

Terkini