BADUNG – Ribuan massa dari 50 banjar di Desa Adat Kerobokan Badung menggalang dukungan bagi pasangan I Wayan Koster -Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati atau Koster-Ace yang diusung PDI Perjuangan di Pilgub Bali 27 Juni 2018.
Massa pendukung tagline ‘Salam Satu Jalur’ ini memadati lapangan Purna Krida Kerobokan, Selasa (6/3/2018). Kebulatan tekad warga ini sekaligus bukti bahwa kedua figur calon yakni I Wayan Koster dan Tjok Ace bener-bener diharapkan warga menjadi pemimpin Bali ke depan.
Sejumlah tokoh adat di wilayah Kerobokan. Tampak hadir Bendesa Adat Kerobokan, AA Putu Sutarja, penglingsir Puri Kerobokan AAN Putra serta sejumlah tokoh masyarakat Kerobokan, seperti Kompyang R Swandika, Ketut Suwandhi serta sejumlah tokoh lainnya termasuk 50 Kelian Banjar di Kerobokan.
Koster-Ace didampingi istri hadir langsung menyaksikan besarnya dukungan kepada diri mereka.
Dilain sisi, kedatangan Koster-Ace juga dikawal langsung Ketua Tim Pemenangan Koster-Ace Provinsi Bali, I Nyoman Giri Prasta bersama Sekretaris IGN Kesuma Kelakan, serta Ketua Tim Pemenangan Kabupaten Badung, I Gusti Anom Gumanti, jajaran pengurus DPC PDI Perjuangan Badung serta fraksi PDI Perjuangan DPRD Badung.
“Kami warga Desa Adat Kerobokan siap memenangkan pasangan Koster-Ace pada Pilgub 27 Juni 2018 mendatang,” ujar Kelian Banjar Petingan Sujana Arimbawa membacakan salah satu butir deklarasi diikuti seluruh warga yang hadir.
Dihadapan ribuan massa, Koster berterima kasih dengan sambutan dan dukungan masyarakat Desa Adat Kerobokan yang sangat luar biasa.
Dia merasa kagum atas penampilan para seniman asal Kerobokan, yang menunjukan kecintaan terhadap adat, tradisi, serta seni budaya Bali. Koster-Ace lanjut dia, akan membangun Bali dengan konsep Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang dirumuskan bersama dengan Sulinggih.
Konsep itu artinya memelihara, menjaga keseimbangan dan keharmonisan alam Bali beserta isinya menuju kehidupan krama Bali yang sejahtera.
“Terima kasih atas sambutan dan dukungan warga Kerobokan. Bali akan dibangun dengan konsep Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang dirumuskan bersama dengan Sulinggih yang berarti kehidupan harmonis untuk Krama Bali,” tutur alumnus ITB Bandung itu. (*)