![]() |
Aksi bom bunuh diri di tiga Gereja Surabaya/foto:courtesy tvone |
JAKARTA– The Asian Muslim Action Network (AMAN) menegaskan bom bunuh diri yang terjadi di beberapa Gereja di Surabaya bukan bagian ajaran Islam.
Country Representative of AMAN Indonesia Ruby Kholifah dalam rilis, mengungkapkan, merusak rumah ibadah jelas dilarang dalam ajaran Islam.
Sebagaimana dijelaskan dalam Surah Al-Hajj ayat 40, untuk melindungi tempat-tempat ibadah agama apapun dari keganasan dan aksi tidak bertangungjawab.
“Karena ini bukan ajaran Islam, maka perlu semua orang muslim menyuarakan secara keras perlawanan terhadap terorisme dalam berbagai bentuk media yang bisa diakses secara publik,” tegas dia dalam rilis Minggu (13/5/2018).
Sebagai penduduk mayoritas di Indonesia, kita tidak boleh diam dan mentolerir segala bentuk upaya menyuburkan terorisme berkembang di Indonesia.
AMAN Indonesia mengecam keras atas instrumentalisasi tubuh perempuan sebagai bom bunuh diri, apalagi dengan alasan pemberdayaan.
Bahwa propaganda pemberdayaan perempuan ala teroris merupakan penyebaran kesadaran palsu dan jelas melanggar hak hidup perempuan.
Karenanya, AMAN Indonesia mendukung secara penuh Polri melakukan tindakan pengamanan yang diperlukan sesuai dengan prosedur yang berlaku dan menindak secara tegas pelaku yang jelas terlibat dalam aksi teror ini.
Selain itu, AMAN Indonesia mengapresiasi kerja kementerian terkait dan jajarannya dalam memberikan remedy kepada para korban bom, dan secara jangka panjang memikirkan dukungan pemulihan secara ekonomi dan sosial.
“Ini menjadi bagian dari negara hadir untuk memberikan ases keadilan kepada para korban terorisme,” katanya menegaskan.
Pihaknya menyerukan kepada semua pengguna media sosial untuk mempercayai sumber-sumber berita formal dan terpercaya dan menghindari perdebatan kontroversial yang tidak perlu apalagi berpotensi pecah belah. Aksi teror ini jelas memakan korban yang tidak berdosa.
Mereka adalah para laki-laki dan perempuan serta anak-anak yang sedang menjalankan ibadah. Berhenti menyebarkan gambar-gambar korban atau informasi yang belum jelas yang dapat menyebarkan ketakutan karena suasana ketakutan yang dikehendaki oleh kelompok teroris.
“Kami mendorong masyarakat sipil dan organisasi lintas agama untuk bekerjasama melawan secara keras segala bentuk aksi teror, termasuk berbagai upaya yang sengaja menyuburkan terorisme di Indonesia,” tandasnya.
Masyarakat diharapkan untuk berempati kepada korban bom dan keluarganya dalam mendapatkan pemulihan secara tuntas dan jangka panjang. (des)