Anak-anak Pengungsi Gunung Agung Diterima Sekolah Tanpa Syarat

24 September 2017, 19:23 WIB
Relawan mengajai permainan dan memberikan dorongan moral kepada anak-anak pengungsi Gunung Agung

BULELENG – Anak-anak pengungsi asal Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem yang berstatus pelajar bisa mulai belajar di sekolah terdekat baik jenjang SD dan SMP di Kabupaten Buleleng.

Mereka akan memulai masuk bangku sekolah, Senin (25/9/2017) setelah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga (Disdikpora) Kabupaten Buleleng memastikan mereka diterima tanpa syarat apapun.

Kepala Disdikpora Buleleng Gede Suyasa telah menginstruksikan kepada sekolah SD, SMP dan SMA/SMK terdekat untuk menerima para siswa yang berstatus pelajar tanpa syarat apapun.

“Berdasarkan hasil pendataan, terdapat 439 siswa dengan rincian jenjang SD sebanyak 291, SMP sebanyk 102 dan SMK sebanyak 46 siswa yang harus mendapatkan pelayanan pendidikan di pengungsian,” jelasnya di sela-sela kunjungannya ke lokasi pengungsian, Desa Tembok, Kecamatan Tejakula, Minggu (24/9/2017).

Selain itu, dari hasil rapat dengan Kepala Unit Pelayanan Pendidikan Kecamatan Tejakula, semua kepala sekolah siap untuk menampung para siswa tersebut.

Dirinya sudah rapat dengan KUPP, di mana ada 439 nama yang ada di pengungsian harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang tersebar di empat Desa yakni Les, Tembok, Sambirenteng dan Penuktukan.

Pihaknya telah melakukan pemetaan agar bisa diterima di sekolah tanpa syarat. Sekalipun anak-anak pengungsi ini masuk sekolah tanoa meski pakai sepatu, pakaian maupun membawa buku.

Suyasa meminta pihak sekolah bisa membantu pengungsi untuk pengadaan alat tulis, pakaian dan perlengkapan sekolah lainnya berdasarkan kemampuan anggaran yang dimiliki.

“Sekolah sudah saya tugaskan berdasarkan kemampuan anggaran untuk membantu pengungsi menyediakan buku, pakaian masing-masing. Sehingga mereka tidak lagi canggung untuk belajar di sekolah” tandasnya.

Selain pendidikan secara formal, Disdikpora Buleleng mengerahkan guru TK untuk menghibur anak-anak usia Paud. Setiap posko pengungsian akan diisi oleh guru TK per hari. Mereka akan ditugaskan untuk menggugah semangat anak-anak.

“Kami tugaskan guru konseling untuk memotivasi anak-anak. Karena guru konseling kan belajar psikologi. Jadi itu bagus untuk membangun motivasi mereka” tuturnya.

Disinggung soal kemungkinan masa pengungsian berlangsung lama, Suyasa memastikan anak-anak yang berstatus pelajar akan dimutasi. Untuk itu, pihaknya akan berkordinasi dengan Disdikpora Karangasem, agar anak-anak tersebut bisa dilakukan mutasi, dari Karangasem ke Buleleng.

“Kami akan input di Dapodik, agar menjadi murid di SD kami secara resmi, sehingga rapornya akan diberikan sekolah di sini,” demikian Suyasa. (gde)

Berita Lainnya

Terkini