Kabarnusa.com – Belakangan ini, petani kelapa di Kabupaten Jembrana kembali menjerit lantaran harga kelapa terus merosot mencapai Rp 5.000 per butir. Dalam satu bulan penurunan harga kelapa sudah terjadi tiga kali.
Sejumlah petani kelapa menuturkan, mereka mengaku sempat senang dengan harga kelapa butiran di tingkaat petani mencapai Rp 5000 per butir. Bahkan, harga ini sempat bertahan selama enam bulan.
Harga itu, terjadi mulai bulan Agustus 2015 hingga awal Februari 2016. Entah kenapa, mendekati Galungan harga kelapa di tingkat petani malah turun drastis menjadi Rp 4000 per butir.
“Kami heran, biasanya menjelang hari raya biasanya harga kelapa naik. Tapi ini justru turun,” ujar Ketut Nandi, salah seorang petani kelapa di Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Minggu (12/3/2016).
Menurutnya, harga Rp 4000 per butir tersebut hanya bertahan kurang dari sebulan karena kembali turun menjadi Rp 3500 perbutir.
“Kalau sudah begini, petani biasanya merugi karena harga terus menurun,” imbuhnya.
Kekhawatiran petani semakin nyata, manakala setelah hari Raya Nyepi beberapa waktu lalu, harga kelapa butiran kembali menurun. Kini harga kelapa di tinggat petani hanya Rp 3000 perbutirnya.
“Kami tidak tahu apa yang menyebabkan harga terus menurun. Kami curiga ini permainan para pengepul kelapa,” tutupnya.
Salah seorang pengepul kelapa butiran membenarkan dalam sebulan harga kelapa di tingkat petani telah mengalami penurunan sebanyak tiga kali dan kini harga hanya Rp 3000 perbutir.
“Turunnya harga ini bukan karena permainan pengepul, tapi karena stok kelapa berlimpah di pasaran. Musim hujan juga mempengaruhi harga kelapa di tingkat petani,” ujar Suparwati, seorang pengepul kelapa di Desa Yehembang, Mendoyo.(dar)