![]() |
(ilustrasi/net) |
Kabarnusa.com – Kisah bak sinetron cermin kehidupan ternyata benar-benar terjadi di Jembrana, Bali. Bahkan kisah nyata ini justru lebih memilukan dan membuat banyak pihak geleng-geleng kepala.
Setelah PL (38), asal Desa Pekutatan, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana, Bali bercerai dengan istrinya beberapa tahun lalu, PL justru gemar bertualang ke tempat-tempat hiburan malam di kawasan Desa Delod Berawah, Kecamatan Mendoyo.
Bahkan, dengan gaya hidup mewah dan pernampilan perlente, pria yang memiliki keahlian sebagai kameramen dan bernyanyi ini, berhasil memikat hati sejumlah perempuan pemandu kafe yang kemudian jadi teman dekatnya.
Alhasil satu persatu harta warisannya ludes terjual. Bahkan anak gadisnnya sebut saja Bunga (15) yang berwajah cantik tidak dihiraukannya.
Bunga yang masih kelas tiga di sebuah SMPN tinggal bersama kakeknya menumpang di rumah orang. Sementara PL, bapaknya terus berpetualang ke kafe-kafe.
Singkat kisah, setelah PL tidak memiliki harta apa-apa, kegilaannya terhadap pemandu kafe semakin menjadi-jadi.
Untuk tetap tampil perlente agar para pemandu kafe tetap tertarik padanya, dia selalu menyewa sepeda motor dan mobil.
Empat unit sepeda motorpun disewanya dengan sewa Rp 20 ribu per unit setiap harinya. Belakangan terungkap motor-motor sewaan tersebut ternyata seluruhnya digadaikan untuk berfoya-foya.
Mengetahui sepeda motor yang di sewa PL digadai, AG sebagai pemilik motor sewaan berusaha mencari PL. Namun PL justru terus menghindar. Terakhir diketahui PL kabur bersama istri orang yang suaminya dipenjara.
AG kemudian melaporkan PL ke Polsek Pekutatan beberapa waktu lalu atas tuduhan penggelapan empat unit sepeda motor.
“Saya sudah laporkan dia secara resmi ke Polsek Pekutatan. Empat motor saya digadaikan. Belum lagi dia pinjam uang kepada istri saya,” ujar AG kesal belum lama ini.
Ditengah pelarian PL, muncul masalah baru. Bunga, anak gadisnya yang masih duduk di dihamil teman prianya.
Beruntung, sang pria itu bersedia menikahi Bunga. Pernikahan berlangsung lima hari lalu.
Sayangnya, pihak adat di Desa Pekutatan engan menjadi saksi pernikahan Bunga lantaran PL tidak kunjung muncul saat pernikahan anaknya.
Bahkan, pihak adat engan menyelesaikan pernikahan itu, lantaran PL tidak terdaftar sebagai warga adat Pekutatan dan juga tidak pernah hadir dalam kegiatan adat.
Kepala Sekolah tempat Bunga belajar, Nyoman Suarka, melalui telefon membenarkan yang bersangkutan pernah menjadi siswi di sekolahnya.
Namun menurutnya Bunga telah pindah sekolah sejak dua bulan sebelum diketahui hamil dan menikah. Permohonan pindah sekolah itu diajukan oleh kakeknya.
“Dia (Bunga) memang pernah menjadi siswi kami, tapi dua bulan lalu dia pindah dan yang mengajukan permohonan pindah kakeknya,” terang Suarka .
Menurutnya Bunga pindah ke salah satu SMP Swasta di kota Negara, dia Suarka mengaku tidak tahu sekolah swasta mana yang dimaksud karena dalam permohonan pindah tersebut tidak dicamtumkan sekolah yang dituju.
“Tapi belakangan justru kami mendengar kalau anak itu hamil dan menikah. Jadi karena sudah pindah dari sekolah kami, anak itu sudah bukan tanggungjawab kami lagi,” kilah Suarka.(dar)