Bali Architecture Week 2019 Pamerkan Karya Popo Danes dan Rekan

11 Februari 2019, 09:26 WIB
Arsitek dan seniman Popo Danes

DENPASAR – Karya-karya Popo Danes Architect beserta para alumni Popo Danes Architect selama selama sepekan, 9-17 Februari 2019, bisa dinikmati di Bentara Budaya Bali (BBB).

Pameran arsitektur bertajuk “Bali Architecture Week 2019”: Popo Danes and Friends diantaranya menampilkan karya Casa Studio, Dimensi Design Studio, Epic Artelier, Herry Palguna, Iwaji Studio, Jeanne Elisabeth, Kusa Architect, Lanang Wiantara, Melati Danes Space & Style, SHL Asia, Ardhi Ismana, Skala Maket Studio Architectural Models.

Pameran telah dibuka secara resmi pada Sabtu (9/02) oleh I Gede Wiratha, seorang entrepreneur architect. Program ini terselenggara atas kerja sama Ikatan Arsitek Indonesia, Popo Danes Architect, Danes Art Veranda, Ikatan Arsitek Indonesia- Bali dan Bentara Budaya Bali.

Secara khusus dipamerkan pula kreasi-kreasi arsitektur yang memperoleh IAI Awards 2018 dan karya-karya dari Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Bali yang belum lama ini dihadirkan dalam pameran Serasi #2 di Denpasar.

Setiap hari dihadirkan berbagai program, antara lain timbang pandang, talkshow (temu wicara), kelas kreatif, hingga pemutaran film merujuk kehidupan di seputar kota dan arsitekturnya, berikut problematiknya.

Sebelumnya, Popo Danes Architect sempat berpameran tunggal di BBB pada tahun 2011, sebuah upaya retrospektif yang mengedepankan karya-karya awal tahun 1990-an hingga 2011.

Program ini ditandai diskusi dan peluncuran buku New Regionalism in Bali Architecture by Popo Danes yang ditulis oleh Imelda Akmal. Bali Architecture Week 2019 kali ini merujuk tematik “Crafting The Archipelago”, dikuratori Danny Wicaksono.

“Ini momentum penting, bukan hanya karena karya-karya yang dihadirkan, tapi yang lebih penting adalah ini merupakan kesempatan di mana sekian banyak arsitek berkumpul untuk saling berbincang, berdiskusi, bertukar gagasan dan strategi yang mudah-mudah dapat membuat ruang hidup kita lebih baik. Dan mungkin membuat Bali lebih baik ke depannya,” ujar Danny.

Pameran “Crafting The Archipelago” ini mencerminkan pula keberagaman, di mana bukan saja karya-karya arsitektur yang dipamerkan, melainkan juga desain interior dan lukisan.

Semisal Ardhi Ismana, alumni Popo Danes Architect yang saat ini bekerja di Jakarta, memang pekerja di bidang arsitektur, tetapi kali ini ingin mengikutkan lukisan-lukisannya untuk mengenalkan karyanya di Bali.

Popo Danes mengungkapkan, arsitek-arsitek yang telah tumbuh di Bali ini membuktikan bahwa mereka mampu menjadi arsitek untuk arsitektur bertemakan kepulauan dengan budaya lokal tersirat di setiap desainnya.

Ia juga ingin memperkenalkan mekanisme kerja arsitek dan membuka kolaborasi yang sehat dengan para alumninya serta generasi selanjutnya.

“Saya berharap Bali Architecture Week dapat menjadi jembatan untuk generasi penerus untuk mengenal lebih banyak lagi hal-hal yang sudah pernah terjadi sebelumnya, terutama di Bali,” harapnya.

Menjadi referensi yang baik kepada arsitek-arsitek generasi selanjutnya, serta membangun ruang apresiasi terhadap dunia arsitektur yang merupakan bagian penting dalam mengembangkan suatu lingkungan hidup yang ramah dengan sekitarnya,” imbuh Popo. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini