Bandara Ngurah Rai Stop Operasional Penerbangan 24 Jam Selama Nyepi

28 Februari 2019, 16:05 WIB
IMG 20190228 154705
Communication and Legal Section Head PT Angkasa Pura I (Persero) Kantor Cabang Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Arie Ahsanurrochim

Badung – Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai akan menghentikan operasional kebandarudaraan dan tidak melayani penerbangan, baik rute domestik maupun internasional selama pelaksanaan Hari Raya Nyepi.

Penghentian operasional Bandar Udara akan dilaksanakan selama 24 jam, terhitung mulai Kamis, 7 Maret 2019 pukul 06.00 WITA, dan akan beroperasi kembali pada hari Jum’at, 8 Maret 2019 pada pukul 06.00 WITA.

“Selama pelaksanaan Nyepi, operasional Bandar Udara untuk sementara akan dihentikan. Penghentian sementara operasional Bandar Udara dimaksudkan untuk menghormati umat Hindu di Bali agar dapat beribadah dengan khusyuk pada Hari Raya Nyepi,” ujar General Manager PT. Angkasa Pura I (Persero) Kantor Cabang Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai – Bali, Yanus Suprayogi melalui Communication and Legal Section Head Arie Ahsanurrochim, Kamis (28/2/2019).

Selama 24 jam masa penghentian operasional Bandar Udara, maskapai dengan penerbangan berjadwal telah melakukan penyesuaian dengan tidak melakukan penjualan tiket penerbangan rute dari dan menuju Bali.

“Arie menyebutkan, sedikitnya 468 penerbangan yang tidak beroperasi selama penghentian operasional Bandar Udara. Dari data tersebut, sebanyak 261 penerbangan merupakan penerbangan rute domestik dan 207 penerbangan rute internasional,” paparnya.

Dari total 468 penerbangan yang tidak beroperasi, Garuda Indonesia menjadi maskapai dengan jumlah penerbangan terbanyak, yaitu dengan total 94 penerbangan, disusul oleh Lion Air dan Indonesia AirAsia, masing-masing dengan 67 dan 52 penerbangan.

Pada rute domestik, penerbangan menuju Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta (CGK) menjadi rute tujuan dengan jumlah penerbangan tidak beroperasi terbanyak, dengan jumlah 52 penerbangan, disusul dengan Surabaya dan Lombok dengan masing-masing 16 dan 10 penerbangan.

Sementara untuk rute internasional, tiga besar rute tujuan dengan jumlah penerbangan yang tidak beroperasi terbanyak adalah Singapura dengan 18 penerbangan, Kuala Lumpur dengan 16 penerbangan, serta Perth dengan 9 penerbangan.

Disinggung soal jadwal penerbangan dari dan menuju Bali, pihannya telah bekerja sama dengan Airnav, dengan diterbitkannya Notice to Airmen (NOTAMN) Nomor A5144/18 NOTAMN.

“NOTAMIn berisi pemberitahuan kepada airline dan Bandar Udara di seluruh dunia bahwa kami akan melakukan penghentian sementara operasional Bandar Udara selama berlangsungnya Nyepi,” lanjutnya.

Selain NOTAMN Nomor A5144/18 NOTAMN yang dikeluarkan pada tanggal 7 Desember 2018 tersebut, penghentian sementara operasional Bandar Udara juga didasarkan pada Surat Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor AU/2696/DAU/223168/1796/99 tanggal 1 September 1999 tentang Pengoperasian Bandara Ngurah Rai Bali pada Hari Raya Nyepi.

Kendati tidak beroperasi melayani penerbangan namun charter T. Angkasa Pura (Persero) selaku pengelola Bandar Udara, bekerja sama dengan stakeholder terkait, tetap menyiagakan personel untuk melayani penerbangan yang bersifat darurat seperti emergency landing atau evakuasi medis.

Setelah 24 jam menghentikan kegiatan operasional, Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai akan kembali beroperasi secara normal pada hari Jum’at, 8 Maret pukul 06.00 WITA.

Seusai jadwal, penerbangan Lion Air JT-929 tujuan Surabaya untuk rute domestik, dan Indonesia AirAsia QZ-550 tujuan Kuala Lumpur untuk rute internasional menjadi penerbangan pertama yang akan berangkat dari Bali.

Untuk penerbangan pertama yang mendarat di Bali adalah penerbangan Garuda Indonesia GA-7049 dari Lombok untuk rute domestik, dan Garuda Indonesia GA-897 dari Guangzhou untuk rute internasional.

“Saat Nyepi nanti kami siapkan sebanyak 369 personel untuk siaga di Bandar Udara, di samping bantuan keamanan dari Polsek Kawasan Udara Ngurah Rai sebanyak 30 personel, dan TNI AU sebanyak 35 personel. Sejumlah institusi komunitas Bandar Udara lainnya juga akan tetap stand by di Bandar Udara,” tegasnya.

Sedangkan kesiapan menyiagakan 434 personel rinciannya 369 personel dari Angkasa Pura, ditambah 30 personel polsek KP3 dan 35 personel TNI AU. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini