Kabarnusa.com – Wisatawan asing dan domestik dan masyarakat lainnya membaur bersama menikmati suguhan pawai ogoh-ogoh yang dipusatkan di Catus Pata Tohpati Denpasar sehari sebelum pelaksanaan Hari Nyepi.
Wakil Wali Kota Denpasar Jaya Negara membuka parade Ogoh-Ogoh di Desa Tonja, Penatih, dan Kesiman
yang merupakan Serangkaian pelaksanaan peringatan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Caka 1938.
Pageleran parade ogoh-ogoh pada malam pengerupukan menjelang Hari Raya Nyepi, Selasa 8 Maret 2019, di beberapa Desa/Kelurahan di Kota Denpasar.
Desa Adat Tonja dan Oongan Kecamatan Denpasar Utara serta Kelurahan Penatih dan Desa Pakraman Kesiman Kecamatan Denpasar Timur menggelar parade ogoh-ogoh yang dipusatkan di catus pata (perempetan) desa setempat.
Pelaksanaan parade ogoh-ogoh ini dibuka langsung Wakil Walikota Denpasar IGN Jaya Negara.
Didesa Tonja dan Oongan puluhan ogoh-ogoh telah berjejer yang siap untuk melakukan atraksi selepas Wakil Walikota Jaya Negara memukul kentongan dan disambut alunan gambelan Baleganjur.
Suasana semakin meriah ketika penampilan ogoh – ogoh yang dipadukan fragmentari yang menggambarkan cerita tema dari masing-masing peserta Parade ogoh-ogoh.
Penonton baik wisatawan domestik bahkan asing rela berjam-jam menyaksikan Lomba ogoh-ogoh.
Mereka mengabadikan, mendokumentasikan atraksi ogoh-ogoh dari masing-masing Banjar di Desa Tonja dan Oongan dengan parade yang memasuki tahun Kelima.
Sebanyak 9 peserta dari masing-masing Banjar memeriahkan parade ogoh-ogoh yang digagas Paruman Sekaa Teruna Desa Adat Tonja dan Oongan bersama-sama tokoh adat desa setempat.
Jaya Negara mengendari sepeda motor melanjutkan membuka parade ogoh-ogoh di Kelurahan Penatih yang dipusatkan di Catus Pata Tembawu dan Desa Kesiman yang dipusatkan di Catus Pata Tohpati.
Ketua Panitia Lomba ogoh-ogoh Desa Adat Tonja dan Oongan Putu Mawardiana mengatakan, lomba ogoh-ogoh ini tentu tidak boleh lepas dari tujuan serta makna dari serangkaian Hari Raya Nyepi seperti yang baru- baru ini dicanangkan Walikota Rai Mantra.
“Bahwa ogoh- ogoh hendaknya tidak diiiringi sound system serta diharapkan tetap berpedoman pada budaya leluhur yang menggunakan gambelan tradisional Bali,” katanya.
Bendesa Adat Tonja Made Sudarsana berharap lomba di masing-masing Desa di Kota Denpasar memberi nuansa kebersamaan dalam upaya menjaga warisan leluhur dan meningkatkan kreatifitas kaum muda.
Juga, untuk menjaga kebersamaan dan lakukan prosesi ogoh-ogoh dengan tertib sehingga tidak menimbulkan gesekan antar pengusung ogoh-ogoh, yang bisa menodai kesucian Hari Raya Nyepi ini.
“Kami melarang keras saat mengarak ogoh-ogoh menggunakan sound system , minuman keras serta petasan sehingga mengganggu prosesi perlombaan” tegasnya lagi. (kto)