Kabarnusa.com – Karyawan Artha Graha Network bersama masyarakat lainnya melakukan aksi bersih-bersih sampah di sekitar pesisir Teluk Benoa, Kabupaten Badung, Bali Jumat (19/2/2016).
Aksi dimulai pukul 07.00 Wita dimotori Forum Peduli Mangrove (FPM) dan PT Tirta Wahana Bali Internasional (TWBI) dipusatkan di lokasi yang menjadi langganan sampah kiriman baik organik maupun non organik.
Ketua Forum Peduli Mangrove Steve Sumolang mengatakan, sampah datang setiap saat baik berasal dari hulu maupun hilir menuju sekitar Teluk Benoa.
“Sebagai relawan Forum Peduli Mangrove, kami ingin membersihkan berbagai macam sampah di wilayah kami,” katanya.
Dalam aksi nyata membersihkan sampah, melibatkan banyak karyawan dari Discovery Kartika Plaza Hotel (DKPH), PT TWBI dan relawan FPM lainnya .
Kegiatan merupakan program Corporate Social Responsibility (CSR) dari TWBI dan Artha Graha Peduli. Aksi kebersihan itu, rutin dilakukan termasuk menggandeng elemen masyarakat lainnya maupun pemerintah provinsi dan kabupaten/ kota.
Selain melakukan aksi sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan, juga terus melakukam edukasi masyarakat, agar lebih peduli dengan lingkungan sekitar mereka, dengan tidak membuang sampah sembarangan.
Tanpa canggung, mereka memunguti sampah-sampah yang bertumpuk di pinggiran pesisir pantai hingga daratan.
Tak sedikit, karena banjir sampah itu cukup massif, akhirnya menutupi pohon mangrove yang tengah tumbuh.
Setelah dipilah-pilah, sampah organik dan non organik, ditimbang untuk mengetahui berapa volume sampah yang berhasil dikumpulkan, sebelum akhirnya diambil perusahaan khusus pengolah sampah.
“Setiap hari, sampah datang mengotori Teluk Benoa, karena itu kami terus bersihkan,” imbuh pendiri (Founder) FPM Heru B Wisesa.
Jika sampah tidak dibersihkan, maka akan menghambat pertumbuhan pohon mangrove yang telah dirintis FPM sejak tiga tahun silam. Bahkan, pohon mangrove itu bisa mati karena tertimbun sampah.
Menurutnya, menanam pohon mangrove di lokasi itu tidaklah mudah sehingga harus terus dilakukan pemantauan selama 24 jam seperti dilakukan Pos FPM.
Menanam magrove itu penting dilakukan namun lebih penting lagi, bagaimana setiap satu batang pohon yang ditanam, dijaga, dirawat agar bisa tumbuh berkembang dan jangan sampai mati.
“Kami fokus di lokasi ini, karena menjadi tempat paling banyak tercemar sampah, padahal banyak ditanam pohon mangrove,” imbuh Heru yang Dirut PT TWBI itu.
Heru menambahkan, apa yang dilakukan itu, juga berkaitan dengan peringatan hari peduli sampah nasional yang jatuh pada 21 Februari ini.
Untuk itu, pihaknya mengajak seluruh elemen masyarakat, agar lebih peduli dengan kelestarian alam seperti di Teluk Benoa yang tidak henti dibanjiri sampah.
“Kami mengerjakan ini sudah tiga tahun, FPM mengajak semua elemen masyarakat melakukan pembersihan sampah, jangan lupa, salah satu musuh utama kita di Bali, adalah sampah, ayo kita kerja nyata, bersihkan sampah, supaya Bali memang benar-benar diartikan mencintai lingkungan hidup,” tukasnya.
Heru menegaskan, aksi nyata itu, bukan semata dalam rangka memperingati hari peduli sampah nasional. Mestinya, kegiatan bersih-bersih sampah itu, dilakukuan setiap harinya. Sampah dihasilkan dari kegiatan sehari-hari masyarakat. (rhm)