Bertemu KAMMI Moeldoko Tak Alergi Kritik, Ingatkan Mahasiswa Bahaya Politik Identitas

Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko saat bertemu Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia atau KAMMi, menyatakan tidak marah dikritik sembari mengingatkan mahasiswa bahaya politik identitas dan adu domba di tahun 2024.

18 November 2022, 21:44 WIB

Jakarta – Saat bertemu Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko menyatakan tidak marah dikritik sembari mengingatkan mahasiswa bahaya politik identitas dan adu domba di tahun poltik 2024.

Untuk itu, mantan Pangdam IV/ Diponegoro itu mengajak mahasiswa berperan aktif untuk mencegah terjadinya politik identitas.

Mencegah polarisasi politik, dan adu domba yang kemungkinan akan digunakan oleh oknum politisi pada Pemilu 2024.

Mahasiswa memang tidak berperan dalam politik praktis, namun para mahasiswa bisq terlibat dalam upaya mencegah politik adu domba memasuki tahun politik.

“Kita masih ingat polarisasi yang terjadi di pemilu sebelumnya dan ini menimbulkan suasana tidak nyaman yang masih membekas hingga sekarang,” tandas Moeldoko saat menerima audiensi Pengurus Pusat KAMMI di Gedung Bina Graha, Jakarta, Jumat (18/11).

Purnawirawan Panglima TNI ini berharap mahasiswa terlibat agar membawa suasana semakin jernih.

Ditegaskan, pemerintah selalu menerima kritik dari semua kalangan, termasuk mahasiswa.

Pihaknya menghargai upaya komunikasi yang dibangun oleh mahasiswa dengan para petinggi di istana sebagai bagian dari proses pembentukan leadership.

“Saya tidak pernah pusing kalau kalian mengkritik saya atau pemerintah. Saya tidak peduli tentang siapa yang menyampaikan kritik, saya tidak akan marah,” katanya menegaskan.

Terpenting, lanjut Moeldoko, tema dari kritik yang disampaikan jelas, supaya kita bisa tindaklanjuti. Sebagai seorang pelayan yang baik, sudah menjadi tugas kita untuk selalu mendengarkan kritik.

Ketua Umum KAMMI Zaki A. Rivai menyebutkan, KAMMI memiliki sekitar 16,000 kader dibawah 126 kepengurusan level kota kabupaten yang tersebar di 31 provinsi di Indonesia.

KAMMI datang beraudiensi dengan KSP untuk berdiskusi terkait peningkatan kapasitas, karakter, dan pendidikan kepimpinan mahasiswa.

Sebagai organisasi mahasiswa muslim, mereka memiliki tujuan untuk menyamakan frekuensi dalam tujuan moderasi beragama yang digaungkan oleh pemerintah.

“Kami menyadari bahwa sebagai organisasi kepemudaan, KAMMI butuh bekal agar tidak ikut polarisasi politik menjelang tahun politik 2024,” ucap Zaki A. Rivai.

Apalagi sebagai organisasi kemahasiswaan, juga harus independen dan netral secara politik.

“Kami bisa diterima di KSP ini adalah suatu penghargaan dan perhatian yang tinggi bagi mahasiswa dan organisasi kepemudaan,” kata Zaki A. Rivai. ***

Artikel Lainnya

Terkini