Kabarnusa.com – Bank Indonesia mencatat kinerja stabilitas harga Provinsi Bali tahun 2015 telah menunjukkan perkembangan positif.
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bali Dewi Setyowati mengungkapkan, daerah diminta fokus pada pengendalian inflasi sebagaimana amanat Presiden Joko Widodo dalam Rapat Koordinasi Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah VI di Jakarta pada 27 Mei 2015.
Karenanya, seluruh daerah di Indonesia untuk menjadikan pengendalian inflasi daerah sebagai fokus utama program kerja di SKPD terkait.
Diketahui, Bank Indonesia mencatat kinerja stabilitas harga Provinsi Bali tahun 2015 telah menunjukkan perkembangan positif. Pada tahun 2015, tingkat inflasi Bali tercatat sebesar 2,75% (yoy).
Angka ini, jauh lebih rendah dari dua tahun sebelumnya yaitu 2013 sebesar 8,16% (yoy) dan 2014 sebesar 8,43% (yoy).
“Selain itu, angka tersebut merupakan angka inflasi terendah selama 19 tahun terakhir,” kata Dewi saat memberi sambutan pada Penandatanganan Roadmap Pengendalian Inflasi Daerah di Gedung BI Denpasar Selasa 5 April 2016.
Angka inflasi tersebut juga lebih rendah dibanding inflasi nasional yang sebesar 3,35% (yoy) di tahun 2015.
Hal ini tentu tidak terlepas dari semakin solidnya kerjasama dan kerja keras dari TPID Provinsi,Kabupaten dan Kota yang dibentuk secara serentak pada 11 Februari 2015.
Namun demikian, di tahun 2016 TPID Provinsi Bali, masih menghadapi tantangan yang tidak semakin ringan.
Perkembangan terkini inflasi Provinsi Bali pada Maret 2016 tercatat meningkat mencapai 0,19% (mtm), sama dengan laju inflasi Nasional sebesar 0,19% (mtm).
“Peningkatan tersebut didorong peningkatan harga kelompok bahan makanan khususnya komoditas hortikultura seperti cabai dan bawang yang cepat rusak pada musim penghujan,” katanya.
Namun demikian, secara tahunan inflasi Bali tercatat sebesar 3,59% (yoy), masih berada di bawah inflasi nasional yang sebesar 4,45% (yoy).
Angka ini, juga lebih rendah dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 6,42% (yoy). (kto)