Gelombang ketidakpastian kembali menyelimuti pasar kripto, dipicu oleh kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terhadap 15 negara, termasuk raksasa ekonomi seperti Tiongkok, Kanada, Meksiko, dan beberapa negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia
Hal tersebut berpengaruh terhadap BTC, yang sebelumnya berada di angka US$82.700, berdasarkan informasi dari CoinMarketCap. Kini BTC mengalami penurunan hingga mencapai titik terendah harian di US$81.300, dengan volume perdagangan menyusut sebesar 36%.
Begitu juga dengan harga XRP yang tengah berjuang keras untuk keluar dari tekanan. Meski beberapa analisa memprediksi bahwa XRP akan menuju tren bullish. Bagaimana prediksi kedua aset crypto ini, berikut beberapa analisa para ahli.
Ketidakstabilan yang melanda pasar saat ini telah menyebabkan Bitcoin mengalami penurunan lebih dari 24% dari rekor tertingginya di atas US$109.100 pada 20 Januari 2025, tepat sebelum pelantikan Donald Trump sebagai presiden AS.
Situasi ini paralel dengan gejolak di pasar saham, di mana indeks Nasdaq yang berbasis teknologi juga merosot lebih dari 5%. Sentimen negatif menyebar luas, dipicu oleh kekhawatiran akan resesi global dan potensi respons dari negara-negara mitra dagang terhadap kebijakan tarif baru ini.
Namun, di tengah badai ketidakpastian, secercah harapan masih menyala. Beberapa analis tetap optimis akan prospek jangka panjang Bitcoin. Ryan Rasmussen, Kepala Riset Bitwise, misalnya, tetap berpegang pada proyeksi harga Bitcoin sebesar US$200.000 pada akhir 2025.
Ia meyakini bahwa berbagai berita positif yang muncul dalam beberapa bulan terakhir hanya menunggu waktu untuk mendorong harga kembali naik. Rasmussen juga menyoroti kinerja Bitcoin yang mengungguli aset-aset utama lainnya, seperti emas, indeks S&P 500, dan Nasdaq, sejak 5 November 2024.
Penurunan harga saat ini lebih dianggap sebagai dampak sentimen jangka pendek, bukan faktor fundamental. Dalam beberapa bulan terakhir, pasar kripto justru dibanjiri berita baik, mulai dari pembentukan cadangan Bitcoin oleh Gedung Putih, perubahan regulasi yang semakin kondusif, hingga keterlibatan dana kekayaan negara dalam investasi aset digital.
Kabar mengenai niat Gedung Putih untuk mengakumulasi Bitcoin sebanyak mungkin juga semakin memperkuat kepercayaan pelaku pasar terhadap masa depan aset ini.
Di tengah ketegangan global akibat tarif baru, Cosmo Jiang, Mitra Umum di Pantera Capital, melihatnya sebagai bagian dari strategi negosiasi Presiden Trump yang mungkin akan segera dicabut setelah tujuannya tercapai.
Ia juga menekankan bahwa aset digital yang dianggap berisiko memang menjadi yang pertama terkena dampak koreksi, namun berpotensi pula menjadi yang pertama memimpin dalam pemulihan.
Pandangan optimis serupa juga diungkapkan oleh Zach Pandl dari Grayscale. Ia memprediksi bahwa beberapa tarif akan dilonggarkan dan The Fed akan tetap pada jalur untuk memangkas suku bunga tahun ini. Jika pengumuman tarif dilakukan secara bertahap dan tidak terlalu agresif, pasar mungkin akan segera mengalami kenaikan.
Sementara itu, setelah lama bergerak sideways, XRP kembali mencuri perhatian pasar. Beberapa analis terkemuka memberikan pandangan optimis mengenai proyeksi harga XRP. Egrag, misalnya, memprediksi potensi reli harga Ripple melalui beberapa tahapan, yang masing-masing ditandai dengan keberhasilan menembus level resistensi tertentu.
Tahap pertama dimulai dengan merebut kembali level US$2,24, yang bertepatan dengan exponential moving average (EMA) 21 hari. Jika harga berhasil ditutup di atas level ini, sinyal beli akan mulai terlihat. Langkah selanjutnya adalah menembus angka US$2,30, yang terletak pada zona Fibonacci 0,382. Tantangan yang lebih besar menanti di level US$2,47 dan US$2,70, yang merupakan golden ratio dalam analisis teknikal. Jika harga mampu ditutup di atas level resistensi ini, peluang XRP melesat menuju US$5, naik lebih dari 130% dari harga saat ini, akan terbuka lebar.
Optimisme ini juga tercermin di pasar futures. Analis Ali Martinez mencatat bahwa rasio long dan short XRP dalam timeframe 4 jam mencapai 2,37, menunjukkan dominasi posisi long. Namun, di balik optimisme ini, terdapat risiko koreksi tajam jika sentimen pasar tiba-tiba berubah, yang dapat memicu liquidation cascade.
Dengan kombinasi analisis teknikal yang kuat dan sentimen pasar futures yang mendukung, peluang breakout harga XRP memang terbuka lebar. Namun, investor harus menyadari bahwa perjalanan menuju US$5 tidak akan mudah. Resistensi teknikal, perubahan sentimen pasar, dan volatilitas tinggi menjadi faktor krusial yang perlu diperhatikan.
Dilansir dari Pintu Market, harga XRP hari ini adalah Rp 33.509, dengan volume perdagangan mencapai Rp 262,59 triliun, meningkat 12,11% dari hari sebelumnya. Kapitalisasi pasar XRP saat ini adalah US$110.562.719.554.
Perlu diingat, perdagangan kripto selalu melibatkan risiko dan volatilitas tinggi. Selalu lakukan riset mandiri (DYOR) dan gunakan dana yang tidak digunakan dalam waktu dekat (uang dingin) sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset kripto menjadi tanggung jawab para trader dan investor. ***