![]() |
Gubernur Bali I Wayan Koster menyampaikan himbauan menjelang Pemilu 17 April 2019 |
Denpasar – Gubernur Bali I Wayan Koster mengajak seluruh Bali untuk bersama-sama menciptakan kondusivitas dalam menyukseskan Pemilu Serentak tahun 2019 demi menjaga nama baik Bali.
“Mari kita ciptakan suasana yang kondusif, aman, nyaman dan damai serta menjaga nama baik Bali dihadapan masyarakat nasional dan internasional,” ucap Gubernur dihadapan awak media di Kawasan Jayasabha, Denpasar, Kamis (4/4/2019).
Apa yang disampaikan Koster, sejalan pula dengan himbauan Presiden Joko Widodo untuk tetap menjaga situasi yang kondusif.
“Tunjukkan pula citra dan nama baik Bali sebagai pulau yang memiliki peradaban dengan budaya tinggi serta sebagai destinasi pariwisata dunia,” kata Koster didampingi Ketua Majelis Utama Desa Pakraman (MUDP) Jero Gede Suwena Putus Upadesa serta Ketua PHDI Bali Prof. I Gusti Ngurah Sudiana.
Seluruh masyarakat diharapkan bisa menggunakan hak pilih sebagai warga negara untuk memilih para pemimpin bangsa.
Mereka yang memiliki hak pilih agar datang untuk berbondong-bondong ke TPS pada 17 April untuk memilih presiden, wakil presiden serta wakil rakyat yang berkomitmen kuat untuk menegakkan ideologi Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka tunggal Ika.
Pihaknya menghimbau, instansi pemerintah, perusahaan dan lembaga swasta lainnya agar mendukung ddan memberikan kesempatan pada karyawan menggunakan hak pilih di TPS yang sudah ditentukan.
Perusahaan swasta diminta memberikan kesempatan minimal memberikan jadwal shift untuk karyawan yang akan menggunakan hak pilih. Koster juga menargetkan persentase keikutsertaan warga dalam menggunaan hak pilih bisa mencapai 80 % tahun ini.
Dalam kesempatan sama, Jero Suwena mengharapkan para Bendesa dan pecalang di Desa Pekraman setempat bisa membantu para petugas untuk pengamanan selama jangka waktu pencoblosan. “Sesuai kesepakatan kita bersama sebelumnya untuk menyukseskan pemilu ini,” kata Jero Suwena.
Senada dengan itu, Ketua PHDI Bali Prof. I Gusti Ngurah Sudiana mengingatkan krama Bali agar tidak golput, karena memilih pemimpin adalah bagian dharmaning negara, kewajiban untuk menentukan masa depan negara.
“Saya harap krama yang sedang ada upacara atau piodalan untuk dapat mengatur diri dan waktunya agar berkesempatan mencoblos di TPS,” tutupnya. (rhm)