(ilustrasi/net) |
Kabarnusa.com -Sebanyak 16 pembicara dalam dan luar negeri akan melakukan dialog antar-agama di Bali yang akan diikuti prwakilan delapan negara di kawasan Asia.
Kegiatan bertajuk dalam Konferensi Asian Journey 2015 berlangsung selama 4 hari (28 September 2015 – 1 Oktober 2015) di Hotel Quest, kawasan Tuban Kuta, Bali,
Konferensi menghadirkan 55 perwakilan dari tujuh negara, 16 pembicara, dan 30 orang dari pihak Indonesia, yang menjadi tuan rumah.
Beberapa negara yang memastikan hadir seperti India, Singapura, Pakistan, Australia, Filipina. Delegasi sudah mulai berdatangan sejak Minggu, 27 September 2015.
Diketahui, Asian Journey adalah forum dan jaringan antar- pegiat dan pemerhati interreligious encounter atau perjumpaan antar-iman.
Peserta dialog berasal dari kalangan Kristiani dan Muslim dalam skala dan lingkup Asia.
“Melalui forum ini diharapkan terbangun kerjasama luas dalam menyikapi keprihatinan yang muncul dalam area hubungan antar-umat beriman,” kata salah satu penggagasa kegiatan Dr. Heru Prakosa SJ Senin 28 September 2015. an,
Dia mencontohkan, banjir pengungsi dari Timur Tengah, penderitaan kaum minoritas Rohingya di Myanmar adalah contoh tantangan yang harus dijawab Asian Journey.
Untuk itu, Asian Jouney berupaya menumbuhkan semangat menghadapi dan mengatasi tantangan itu bersama-sama.
Kata Heru gerakan ini bukan hanya kaum religius dari berbagai tarekat namun juga masyarakat awam.
Heru yang seorang padri Jesuit, mencontohkan soal Ordo Dominikan yang amat aktif – dengan Romo James Channan OP dari Pakistan, sebagai salah satu sosok yang aktif mengawal jaringan Asian Journey.
Soal keterlibatan kaum awam dari berbagai latar belakang (para profesional, aktifis, akademisi) aktif mewarnai tumbuh-kembangnya gerakan ini.
Ketua Steering Committee Asian Journey Conference 2014, Johannes Hariyanto sebelumnya mengatakan, era misionaris triumphalis sudah lewat. Kini, pewarta di Asia kebanyakan orang lokal.
“Maka membangun rumah bersama dengan tetap menjaga semangat mencintai sesama wajib kita lakukan” kata Romo Hariyanto, salah satu tokoh Indonesian Conference on Religion and Peace.
Dr. Maria Ratnaningsih, ahli ekonomi lingkungan dan pegiat gerakan hubungan antar-agama juga menekankan hal serupa.
“Masyarakat Awam berperan aktif sebagai garda depan. Awam adalah wajah Gereja yang harus mampu menyuarakan perutusan,keadilan, perdamaian, dan kesetaraan,” kata Maria
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin juga dijadwalkan hadir sebagai pembicara kunci (keynote speaker) — pada Selasa, 29 September.
Gubernur Bali I Made Mangku Pastika juga dijadwalkan hadir, selain, tentu saja, pimpinan Konferensi Waligereja Indonesia.
Pertemuan di Kuta, Bali, diharapkan dapat memetakan antara lain, upaya-upaya dan karya-karya di interreligious encounter. Heru menambahkan,
“ke depan kelak, pertemuan Asian Journey akan terus didorong agar dapat berjalan lagi secara reguler dan berkala di lingkup Asia,” tutupnya. (kto)