Denpasar – Masalah sampah dinilai cukup strategis dan penting dipecahkan bersama karena berpotensi bisa mengganggu tercapainya tujuan untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maju.
Staf Khusus Presiden Diaz Hendropriyono menegaskan hal itu saat, talkshow #DengarYangMuda dalam seri ke-16 di Sanur Denpasar, Rabu (14/8/2019). Ia mengingatkan, bangsa ini dari dahulu ingin menjadi negara yang maju.
Menurut ramalan tahun 2023 Indonesia, menjadi negara dengan ekonomi terbesar nomor 6 di dunia dan tahun 2030 pada peringkat keempat.
“Ini artinya kita sudah berada di jalan yang benar, namun masalah sampah jika tidak tertangani dengan benar ini, akan menghambat pencapaian, cita-cita bangsa sebagai negara yang maju,” tegasnya.
Dikatakan Diaz, masalah sampah sejatinya menjadi isu strategis, bukan hanya masalah di tingkat kelurahan, RT atau RW, tetapi sudah sangat strategis karena bisa berpotensi mengganggu cita-cita bangsa Indonesia seperti apa yang dicita-citakan bapak bangsa, untuk menjadi sebuah negara yang maju.
Hal itu juga sebagaimana yang telah menjadi visi misi Presiden Joko Widodo. Lima tahun sebelumnya pemerintag fokus ke masalah infrastruktur dan lima tahun mendatang fokus kepada masalah sumber daya manusia (SDM).
“Didalamnya unsur kesehatan, artinya kita semua harus menjaga dan penanggulangan masalah sampah,” tegas dia.
Dia memperkirakan, lima tahun ke depan, masalah sampah harus dengan serius bahas, garap bersama khususnya anak muda, kaum milenial bisa melihat Kota Denpasar, bisa mengurangi, menekan/penanganan jumlah sampah secara signifikan.
“Siapa tahu Kota Denpasar, dalam hal penanganan sampah, bisa menjadi model untuk penanganan sampah untuk kota-kota lainnya di Indonesia,” tandas Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) periode 2018-2024 itu.
Diaz juga menambahkan permasalahan sampah berdampak tidak hanya kepada isu kesehatan, pariwisata dan perekonomian tetapi juga harga diri kita sebagai sebuah bangsa.
Sementara, Wali Kota Denpasar, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, menjelaskan meski keluhan masyarakat sudah banyak namun pemerintah tidak bisa terburu-buru karena pengelolaan sampah membutuhkan pembangunan ekosistem sehingga pengelolaan sampah dapat berkelanjutan.
“Kota Denpasar sendiri berhasil menurunkan penggunaan kantong plastik hingga 99,60% dalam waktu kurang dari 1 tahun,” sebutnya.
Talkshow diisi 4 narasumber, yaitu Komang Sudiarta – Komunitas Malu Dong, Pande Gede Bayu Antariksa – Pengusaha Pariwisata, Jeff Kristianto – BEDO, dan I Gde Ngurah Widiadnyana – Somia Design.
Acara kemudian dilanjutkan dengan Bazaar dan pameran UMKM binaan, Workshop Upcycling dan presentasi peserta olah limbah kreasi atau Olikasi
Dalam penyelenggaraan #DengarYangMuda ke-16 ini, Diaz Hendropriyono bersama dengan Bali Export Development Organization (BEDO) sebuah lembaga swadaya masyarakat di Bali, dan 100 pelaku UMKM asal Bali, dan Komunitas-komunitas pemuda Bali yang bergabung dalam acara kali ini, terus mendorong peluang pemanfaatan sampah,
Lebih khususnya, sampah plastik agar tidak mencemari lingkungan dan dapat menjadi produk bernilai ekonomi tinggi lewat inovasi dan kreativitas. (rhm)