![]() |
Sekretaris Perhimpunan Ahli Epidomologi Cabang Bali dr I Wayan Gede Artawan/Kabarnusa, |
Denpasar – Kaum laki-laki atau pria lebih rentan terpapar virus corona
atau Covid-19 dibanding kaum perempuan karena para perokok sebagian besar
adalah laki-laki.
Sekretaris Perhimpunan Ahli Epidomologi Cabang Bali dr I Wayan Gede Artawan,
mengingatkan, para perokok saat pandemi sangat berisiko tinggi terpapar
Covid-19, dibandingkan mereka yang tidak merokok.
Sekretaris Perhimpunan Ahli Epidomologi Cabang Bali dr I Wayan Gede Artawan,
menjelaskan, ada mekansime dan reseptor penerima di tubuh perokok itu, lebih
banyak dibandingkan yang non-perokok sehingga rentan terpapar.
Demikian juga, perlu diwaspadai, sekalipun ada yang tidak merokok namun
terpapar asap rokok atau sebagai perokok pasif maka juga berisiko atau rentan
terhadap penyebaran Covid-19.
Mereka selalu diingatkan mereka agar lebih berhati-hati dengan tetap
menjalankan protokol kesehatan dan menjaga gaya hidup bersih dan sehat.
Artawan menambahkan, para perokok jika terpapar Covid-19, menjadikan gejala
lebih berat Covid-19.
“Dari penelusuruan diketahui, kaum laki-laki rentan terpapar Covid-19, karena
perokok lebih banyak didomimasi laki-laki,” ujar Artawan saat refkeksi akhir
tahun tentang pengendalian rokok digelar Center for NCDs, Tobacco Control and
Lung Health (Udayana Central) di Denpasar, Sabtu (5/12/2020).
Penelitian di Indonesia dan Tiongkok, diketahui, dari 100 laki-laki, 67
perokok atau 2/3-nya. Dari 100 perempuan hanya 2 yang perokok.
“Itu salah satu faktor yang meningkatkan risiko terkena Covid-19,” kata
Artawan didampingi Ketua Udayana Central Made Kerta Duana. Setelah dipelajari
ditemukan, alasan perokok bisa meningkatkan risiko terkena Covid-19, karena
dari sisi reseptor atau satu penerima di tubuh.
“Virus itu bisa masuk karena ada reseptor, reseptor perokok jauh lebih tinggi
dibandingkan yang tidak merokok,” jelas Artawan. Kemudian, proses radikal
bebas dalam kurun waktu beberapa lama di paru-paru mengakibatkan radang yang
meningkatkan jumlah reseptor tersebut.
Karena cukup banyak jumlah reseptor tersebut, sekalipun virus dalam jumlah
sedikit jika terhirup akan ditangkap oleh reseptor sehingga menyebabkan
infeksi virus di tubuh berkembang biak.
Selain itu, terjadi penurunan dari sistem imun pada saluran pernapasan yang
diakibatkan proses peradangan karena terpapar asap rokok dalam jangka waktu
lama.
Jadi, sistem kekebalan tubuh yang bertugas menolak virus ini masuk berkurang.
Saat virus ini masuk ke dalam tubuh maka sulit dikeluarkan lagi. Pada bagian
lain, Artawan meminta saat pandemi ini, adalah paling tepat bagi perokok untuk
berhenti merokok.
Pihaknya juga meminta masyarakat tetap mematuhi pesan ibu yakni disiplin 3M
selalu memakai masker, mencuci tangan dengan air mengalir atau hand sanitizer
serta menjaga jarak dari kerumunnan atau social distancing, demi pencegahan
penyebaran virus corona. (rhm)