Talkshow dalam deklrasi AA Putra Ngurah Wirawan Calon DPD RI 2014-2019 di Hotel Aston Denpasar (kabarnusa) |
Kabarnusa.com, Denpasar – Keberadaan wakil rakyat di Dewan Perwakilan Daerah (DPD) maupun Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI belum berjalan sinergis dalam memperjuangkan aspirasi rakyat.
Dalam talkshow digelar saat deklarasi calon DPD RI 2014-2019, Anak Agung Putra Ngurah Wirawan di Hotel Aston Denpasar, Minggu (8/12/2013), dua mantan anggota DPD mengungkapkan pengalamannya selama ini menjadi wakil di senayan.
Sebagai mantan anggota DPD Ida Bagus Agastia dan Ida Ayu Agung Mas, berbagi pengalaman selama memperjuangkan aspirasi masyarakat Bali di tingkat pusat.
Diakui Ayu Mas, banyak tantangan terlebih sebagai wanita satu-satunya dari Bali, yang harus bisa menyesuaikan dengan sistem kelembagaan dan politik di lembaga yang baru saja dibentuk tersebut.
Dalam prakteknya, untuk menggolkan aspirasi daerah, belum bisa maksimal karena lemahnya koordinasi dan sinergi dengan wakil di DPR.
Demikian pula, pembahasan dan pengambilan keputusan berbagai hal di tingkatan DPD sendiri, aspirasi sebagai minoritas perempuan kalah oleh kekuatan mayoritas.
“Saya harap ke depan hubungan DPD dan DPR bisa lebih ditingkatkan koordinasinya sehingga bisa bersama-sama memperjuangkan aspirasi daerah ,” ucap Ayu Mas.
Hal sama disampaikan Agastia, yang berharap peran wakil DPD dan DPR di pusat bisa lebih ditingkatkan. Demikian pula, koordinasi dan hubungan kedua lembaga itu, agar bersama-sama memperjuangkan aspirasi masyarakat Bali.
Dia mencontohkan, saat aspirasi Bali yang menentang UU Pornografi, akhirnya tidak mampu diperjuangkan maksimal karena berhadapan dengan kekuatan mayoritas.
“Saat pengambilan keputusan saya mengusulkan voting, biarpun kalah saya tercatat di lembaran negara sudah memperjuangkan apa yang menjadi aspirasi masyarakat Bali,” tandas budayawan dan akademisi Unud itu.
Hadir dalam talkshow mantan ketua KPU Bali Oka Wisnumurthi, juga banyak menyoroti bagaimana peran DPD dan DPR asal Bali ke depan bisa ditingkatkan.
Putra Wirawan saat mendeklarasikan diri maju dalam pertarungan DPD 2014-2019 menyatakan, ambisinya maju dilatarbelakangi keterpanggilan untuk melakukan sesuatu bagi masyarakat dan daerah Bali.
“Saya ingin ngayah (mengabdi), melanjutkan tradisi keluarga besar saya, bahwa sebagian hidup kita harus bisa memberikan manfaat untuk masyarakat bangsa dan negara,” kata mantan Ketua Peradah itu.
Putra dari Mayjend Purn (pol) IGM Puetra Astaman itu mengusung jargon “menuju keseimbangan baru gumi Bali” menegaskan, bahwa Bali ke depan membutuhkan terobosan baru untuk menyelamatkan masyarakat dan menyambut tantangan global.
Kunci pembangunan Bali yang bertumpu pada pariwisata ke depan, kata dia, adalah fokus pada penyediaan infrastruktur karena dengan itu akan mampu melakasanakan pemnbangunan guna mewujudkan kesejahteraan masyarakatnya.
Diakuinya, langkahnya mantab maju bersaing merebut kursi DPD, berkat dorongan dari keluarga dan masyarakat, yang berharap agar dia saatnya pulang berkiprah untuk membangun Bali.
“Saya renungkan, kenapa saya tidak berani tantangan ini. Saya tegaskan bahwa keinginan menjadi DPD bukan karena merebut jabatan, kalau orang mengganggap saya layak saya akan laksankan sebaik-baiknya, sesuai air mengalir yang menyejukkan menuju tujuannya,” ujar profesional sukses bidang infrastuktur itu.
Berkat kegigihannya pula, dia memiliki peran besar terwujudnya pembangunan Jalan Tol di atas perairan pertama yang menghubungkan Benoa, Airport dan Nusa Dua. (rma)