Festival Subak Karangasem Dorong Lahirnya Destinasi Agro Wisata

3 September 2018, 22:34 WIB
Sekda I Gede Adnya Mulyadi menutup Festival Subak Karangasem yang berlangsung selama tiga hari

KARANGASEM– Ajang Festival Subak Karangasem selain menggabungkan budaya dan teknologi juga mampu mendorong lahirnya destinasi wisata baru yakni agro wisata.

Festival resmi ditutup Bupati Karangasem diwakili Sekda I Gede Adnya Mulyadi, yang di awali dengan penyerahan berbagai hadiah lomba di desa Bugbug, kecamatan Karangasem, kabupaten Karangasem Senin (3/9/2018).

Acara dilanjutkan pelepasan kontingen KTA kabupaten karangasem dan penyerahan bantuan beras kepada beberapa lansia sebagai simbol hasil tani di kabupaten karangasem.

Turut hadir Bupati Gorontalo Prof. Dr. Ir. Nelson Pomalingo, Sekda kabupaten Karangasem I Gede Adnya Mulyadi, Staf Ahli, para asisten dan pimpinan OPD se-kabupaten karangasem.

Bupati Gorontalo sempat menyampaikan sambutan dirinya baru pertama kali menyaksikan festival subak. Bali terkenal dengan subak atau kegiatan petaninya yang sangat erat dan sekarang di kembangkan dengan memadukan beberapa macam ospek di antaranya budaya dan teknologi.

“Saya berencana membuat festival kelapa di Gorontalo, saya harapkan Bupati Karangasem bisa hadir di festival kelapa nanti,” ucapnya.

Sekda Karangasem membacakan sambutan Bupati I Gusti Ayu Mas Sumatri menyampaikan, waktu pelaksanaan Festival Subak yang berlangsung tiga hari sangatlah singkat untuk sebuah event besar bagi para petani yang tergabung ke dalam organisasi bernama subak.

“Walaupun singkat, saya menilai pelaksanaan Festival Subak Karangasem 2018 telah berjalan dengan baik. Ada warna lain yang tersaji dalam festival ini yang membedakannya dengan festival-festival yang sudah pernah kita laksanakan,” ucapnya.

Ajang ini, memadukan dua aspek yaitu budaya dan teknologi ke dalam satu kemasan tentu tidak mudah. Tetapi apa yang telah dilihat dan saksikan bersama, telah cukup membuat Karangasem bangga.

“Apresiasi masyarakat Kabupaten Karangasem maupun di luar daerah  sangat luar biasa,” sambungnya.

Hal ini ditandai membludaknya pengunjung datang ke lokasi festival subak baik sebelum maupun selama festival berlangsung.

Proses transformasi teknologi pertanian telah berjalan dan transaksi perdagangan juga tinggi. Semua itu terjadi tentu karena pariwisata, dan lain-lain yang telah mendukung dan berpartisipasi dalam acara ini.

“Semoga kebersamaan yang telah ditunjukkan dalam Festival Subak  Karangasem ini menjadi modal awal bagi pelaksanaan event-event selanjutnya,” harapnya.

Diakuinya, sukses pelaksanaan Festival Subak Karangasem ini bukan berarti pekerjaan sudah selesai. Ini baru langkah awal dari sebuah perjalanan yang panjang.

Untuk itu, jajaran Dinas Pertanian Kabupaten Karangasem diminta melakukan evaluasi terhadap penerapan teknologi yang dilakukan petani.

“Terus memberikan motivasi kepada anak-anak sekolah agar mencintai pertanian melalui berbagai kegiatan yang melibatkan petani muda,” katanya mengingatkan.

Hal ini dipandang penting bahkan mutlak harus dilakukan karena isu strategis sektor pertanian saat ini bukan lagi pada peningkatan produktivitas hasil pertanian tetapi lebih jauh lagi adalah  regenerasi petani.

Festival Subak Karangasem ini telah mampu memberikan inspirasi bagi kalangan pelaku pariwisata di Desa Bugbug ini untuk menjadikan kawasan di lokasi festival sebagai destinasi wisata yang baru berupa agro wisata.

Hal ini tentu sejalan dengan program pemerintah Kabupaten Karangasem yang terus berupaya menggali setiap potensi yang ada di setiap desa di Karangasem. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini