Fokus SDM, Mendikbud Muhadjir Minta Guru Responsif Adopsi Teknologi Pembelajaran

4 Desember 2018, 06:36 WIB
mendikbud
Mendikbud Muhadjir Effendy memberikan keterangan pers membuka pertemuan ISODEL di Kuta Bali

BADUNG – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy meminta para guru di daerah segera berbenah meningkatkan kemampuan dalam merespon perubahan teknologi pembelajaran agar tidak tergilas zaman.

Hal itu ditegaskan Muhadjir usai membuka simposium ISODEL di Kuta Badung, Bali, Senin 3 Desember 2018 petang.

Sesuai arah kebijakan pembangunan yang telah dicanangkan Presiden Joko Widodo, pada 2019 setelah menggenjot pembangunan infrastruktur, kini fokus pemerintah beralih ke pembangunan sumber daya manusia (SDM), terutama penyiapan SDM yang handal dan kompatibel dengan infrastruktur yang sudah ada.

“Tentu saja tanggungjawabnya bergeser sekarang dari kementerian yang selama ini urusan infrastruktur, sekarang bergeser ke kementerian yang mengurusi SDM salah satunya Kemendikbud,” tuturnya.

Kemendikbud urusannya sudah terdesentraslisasi sesuai UU No 23 Tahun 2014.Urusan pemerintah di sektor pendidikan, termasuk urusan kewenanganya berbagi antara kewenangan pusat dan daerah.

Karenanya, berhasil tidaknya tugas Kemendikbud, dalam merespon kebijakan Presiden yang mengalihkan fokus ke pembangunan SDM, sangat tergantung bagaimana kerja sama pemerintah pusat dan daerah.

Salah satu, alat yang bisa dipakai membangun interkoneksi program pendidikan adalah ICT, information, communication dan technology.

Kegiatan ISODEL di Bali ini, salah satu jembatan untuk mempercepat ke arah terbangunnya interkoneksi pusat dan daerah.

“Kita akan terus intesifkan, penerapnm teknologi informasi untuk pendidikan,” kata alumnus IKIP Malang itu. Saat ini, ada 3.017.000 juta guru, jadi untuk melakukan penerapan perubahan ini secara massif, perlu kerja keras salah satunya lewat program ICT.

mendikbud1
Mendikbud Muhadjir Effendy usai membuka simposium ISODEL di Kuta

“Tidak ada pilihan lain bagi guru, harus responsif , belajar terutama untuk mengadopsi teknologi informasi terutama teknologi pembelajaran dan yang sekarang kita gulirkan,” imbuh mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini.

Keberhasilan tujuan itu semua, lanjut dia, sangat tergantung bagaimana respon guru. Tidak mungkin pemerintah melakukan terapan teknologi pembelajaran ini tanpa adanya inisiatif dari guru.

Para guru harus segera menyadari perubahan zaman yang demikian cepat, apa yang dipelajari zaman kuliah beberapa waktu lalu, sekarang sudah tidak ada gunanya. Untuk itu, guru harus meningkatkan kemampuan dan wawasannya dengan terus belajar.

“Jika tidak, dia akan digilas oleh peserta didiknya, karena peserta didiknya jauh lebih cepat untuk merespon,” tandasnya.

Di pihak lain, dukungan anggaran untuk pendidikan cukup besar sampai 20 persen mencapai Rp490 Triliun.

Dari jumlah itu, anggarannya sebanyak 63 persen beredar atau didistribusikan di daerah sedangkan Kemendikbud hanya mengelola 7 persen saja atau sekira Rp35 Triliun.

“Tidak ada pilihan lain, daerah harus mulai menyadari betul SDM sekarang menjadi kunci dan menjadi tanggungjawab pemerintah daerah terutama, juga masyarakat sangat menentukan,” demikian Muhadjir. (rhm)

Artikel Lainnya

Terkini