Fokus Tata Gumuk Pasir dan Lereng Merapi, Kraton Yogyakarta Ingin Kembalikan Semestinya Fungsi Alam

bentuk kepedulian nyata kepada alam untum generasi yang akan datang, GKR Mangkubumi, sebagai Penghageng Kawedanan Hageng Datu Dana Suyasa Kraton Yogyakarta menyampaikan Kraton kini sedang menata wilayah Merapi dan Parangkusumo di selatan

21 Januari 2025, 07:03 WIB

Sleman – Pihak Kraton tengah fokus melaukan penataan Gumuk Pasir dan Lereng Merapi karena ingin mengembalikan kembali fungsi alam sebagaimana mestinya, sekaligus menjaga kelestariannya.

Karenanya, sebagai bentuk kepedulian nyata kepada alam untum generasi yang akan datang, GKR Mangkubumi, sebagai Penghageng Kawedanan Hageng Datu Dana Suyasa Kraton Yogyakarta menyampaikan Kraton kini sedang menata wilayah Merapi dan Parangkusumo di selatan.

Dikatakan Gusti Mangkubumi, penataan menata wilayah Merapi dan Parangtritis penting dilakukan.

“Karena setiap tahun ternyata wilayahnya semakin rusak kan aneh ya. Maka dari itu, kita sedang menata dua wilayah ini,” kata Gusti Mangkubumi Hal saat penanaman pohon langka di obyek wisata Nawang Jagad, Kaliurang, Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pada Senin 20 Januari 2025.

Ditegasan kembali penataan dilakukan untuk mengembalikan kembali fungsi alam sebagaimana mestinya, sekaligus menjaga kelestariannya.

Pihaknya juga mengapresiasi inisiasi penanaman pohon yang harapannya menyebar lebih luas lagi.

Ada dua fokus penataannya tersebut adalah yang pertama gumuk pasir yang berada di Pantai Parangtritis. Kedua adalah kawasan lereng Gunung Merapi.

Disebutkan, ada gumuk pasir, satu dari dua di dunia selain Perancis. Kita punya 400-an hektare tapi di tahun 2020, ada keputusan Gubernur DIY seluas 114 hektar, namun kenyataan hanya ada 17 hektare.

Gumuk pasir juga jarang muncul, ini diakibatkan karena pasir berkurang di Merapi, sehingga bentukan bachan di Parangtritis tidak terwujud,” ungkapnya.

Sesuai tujuan dari Kawedanan Hageng Datu Dana Suyasa Kraton Yogyakarta yang mana terkhusus menangani persoalan lingkungan tersebut, putri sulung Raja Kraton Yogyakarta itu berharap barchan yang ada di Parangtritis itu bisa terbentuk dengan baik, begitu juga awasan Gunung Merapi kembali menjadi gunung yang penuh pasir.

Pihaknya berkeinginan agar Gunung Merapi itu kembali gunung seperti yang disampaikan oleh Ngarsa Dalem, agar Gunung Merapi itu penuh dengan pasir. Dan pada barchan yang ada di Parangtritis itu bisa terbentuk dengan baik.

Guna mencapai hasil yang maksimal, pihaknya turut mengajak seluruh stakeholder untuk selalu menjaga lingkungan salah satunya penanaman yang dilakukan pada hari ini (20/1).

Kata dia, mungkin dengan penanaman seperti ini juga bisa penanaman di kawasan-kawasan Merapi. Nanti bisa diatur dan minta bantuannya dinas terkait untuk penanaman kembali, bisa kopi, bisa buah-buahan di sana, agar pasir-pasir itu tidak diambil.

Apalagi kan gunung itu muter ya jadi separuh di DIY dan separuh lagi di kawasan Jawa Tengah. Nah tentunya kita tidak bisa berdiri sendiri di urusan aturan di DIY tapi karena gunung itu di dua provinsi jadi perlunya kolaborasi yang sangat serius untuk itu,” terangnya.

(Oleh karena itu), sekali dia meminta bantuan teman-teman semua untuk mari kita bersama-sama untuk penataan kawasan lebih baik lagi. Gunung itu kan merupakan paku bumi dia mengajak bersama merawat gunung-gunung yang ada di seluruh Indonesia ini bisa lebih baik lagi,” tandasnya.

Mengenal Kawedanan Hageng Punakawan Datu Dana Suyasa

Sebagai informasi, mengutip postingan yang diunggah @komifodiy di Instagram, Kawedanan Hageng Punakawan Datu Dana Suyasa memiliki tiga cabang utama yang masing-masing memiliki fungsi khusus.

Pertama, Kawedanan Reksa Suyasa, yang bertanggung jawab atas pemeliharaan bangunan-bangunan bersejarah di dalam kompleks Karaton. Setiap sudut, setiap ukiran, dan setiap detail arsitektur yang menjadi saksi bisu perjalanan sejarah Kasultanan berada di bawah pengawasan mereka.

Kedua yakni Kawedanan Panitikisma, mengurus segala hal yang berkaitan dengan pertanahan. Mereka berperan dalam mengelola dan mengatur penggunaan tanah Kasultanan, memastikan bahwa warisan tanah ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sambil tetap menjaga nilai-nilai budaya yang melekat padanya.

Ketiga, Kawedanan Sasana Pura, bertanggung-jawab untuk mengelola situs-situs cagar budaya yang berada di luar tembok Karaton. Mereka memastikan bahwa tempat-tempat bersejarah ini tetap terjaga keasliannya dan dapat dinikmati oleh generasi mendatang.

Dapat disimpulkan bahwa Kawedanan Hageng Punakawan Datu Dana Suyasa adalah penjaga warisan, pemelihara tradisi, dan penghubung antara masa lalu yang gemilang dengan masa depan yang berkelanjutan.

Melalui kerja keras dan dedikasi mereka, nilai-nilai luhur dan kekayaan budaya Kasultanan Yogyakarta tetap hidup dan relevan untuk generasi masa kini dan masa depan. ***

Berita Lainnya

Terkini