Kabarnusa.com – Penyalahgunaan narkoba menjadi keprihatinan banyak pihak tak terkecuali DPD Forum Bela Negara Bali yang terus memfokuskan pada sosialisasi untuk pencegahan dan penanggulangan bahaya obat terlarang tersebut.
Berkat upaya keras dan konsisten yang dilakukannya selama ini, Forum Bela Negara (FBN) Bali, mendapat penghargaan dua sekaligus dari Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bali maupun dari Gubernur Bali Made Mangku Pastika.
“Terus terang kami kaget dengan penghargaan ini, karena merasa belum banyak berbuat, tetapi ini kami pahami sebagai motivasi sebagai triger pemicu untuk meningkatkan kerja-kerja ke depan,” tegas Pjs Sekretaris DPD FBN Bali Valerian Libert Wangge yang akrab disapa Varis kepada awak media Minggu (26/6/2016).
Dengan dua penghargaan itu, tidak lantas membuat FBN terlena, berpuas diri sebaliknya akan terus bersama institusi lainnya seperti BNNP yang telah menjalin nota kesepahaman MoU untuk mensosialisasikan bahaya narkoba.
Hal sama ditegaskan Ketua FBN Bali Agustinus Nahak, bertepatan hari anti narkoba sedunia itu, pihaknya bertekat akan terus konsiten dalam mengkampanyekan bahaya narkoba.
Bagi FBN, ada atau tidaknya penghargaan itu, yang penting terus berbuat tak kenal lelah dalam memerangi bahaya narkoba maupun tindak pidana lainnya seperti terorisme hingga korupsi.
“Perlu saya tegaskan, bela negara itu tidak harus angkat senjata, tetapi bisa dilakukan dalam segala bidang, membantu melakukan pencegahan. menjauhi tidak memakai narkoba itu, juga sudah bela negara, mainset ini yang mesti dipahami,” kata Agustinus didampingi para pengurus FBN lainnya.
Untuk itu, pihaknya terus melakukan sosialisasi pencegahan bahaya narkoba di masyarakat seperti di pedesaan hingga kalangan pariwisata di Bali.
Dia mengingatkan, bahaya narkoba bagi masa depan generasi muda dan bangsa mendatang yang harus diperangi bersama.
Mengutip data BNN, kata Agustinus, bahkan mayoritas warga binaan atau yang menhuni Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Kerobokan atau sekira 70 persen karena terlibat kejahatan narkoba.
“Kami yang kebetulan 90 persen di FBN adalah kalangan advokat, sudah memahami konsekuensi bagaimana bahaya penggunaan narkoba itu, itu yang menjadi perhatian kami ke depan,” tegasnya.
Untuk itu, tahap awal FBN Bali tetap fokus pada upaya pencegahan berupa sosialiasi dan edukasi, yang didalamnya merupakan pencegahan dan penanggulangan bahaya narkoba.
“Dalam sosialisasi itu, kami masukkan pemahaman bela negara, untuk tidak menggunakan narkoba, tidak melakukan Korupsi dan mewaspadai terorisme, itu sudah bela negara,”‘ sambunngnya.
Pendek kata, bagaimana meningkatkan pemahaman nasionalisme, bela negara dan mempertahankan ideologi dan keutuhan NKRI, sudah menjadi satu paket yang menjadi FBN.
Dalam kaiatan itu pula, FBN menggelar diskusi tentang bela negara bersama dengan elemen gerakan mahasiswa Kelompok Cipayun (HMI, GMNI, PMKRI). (rhm)