DENPASAR – Ketua Forum Bela Negara Dewan Pimpinan Wilayah (FBN DPW) Bali Agustinus Nahak mengingatkan berbagai kalangan agar mewaspadai kekuatan pihak asing yang bisa menguasasi sektor pariwisata yang menjadi andalan PUlau Bali.
Agus menuturkan, berbicara Bali tidak bisa dilepaskan dengan sektor pariwisata. Sektor ini merupakan sektor utama sebagai penyokong perekonomian masyarakat Bali. Ketika berbicara pariwisata tentu tak bisa lepas dari migrasi atau perpindahan warga negara di dunia ini.
“Proses perpindahan tersebut tentu membawa berbagai macam budaya. Membawa berbagai macam pengaruh. Baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif,” tandas ketua Himpunan Advokat Muda Indonesia (HAMI) Bali di Kuta (18/2/17). Karenanya, menjadi penting peran serta komponen pariwisata dalam upaya bela negara.
“Komponen pariwisata yang dimaksud, baik para pengusaha, para pekerja dibidang pariwisata dan berbagai komponen pendukung lainnya,” tegas Agustinus saat menyampaikan sambutan pada pembukaan Simposium Bela Negara.
Diharapkan, komponen pariwisata mau bekerja keras untuk meningkatkan kinerja mereka. Untuk itu, segala lini dapat dimanfaatkan dan dirasakan oleh orang Indonesia sendiri. Bahkan, Agus menyebut ada banyak sektor di industri pariwisata yang telah dikuasai oleh asing.
“Pariwisata juga harus memberikan kesempatan kepada masyarakat lokal. Contoh, GM-GM hotel silakan disurvei, itu mayoritas orang luar semua, jarang orang lokal. Nah ini harus kita kembalikan,” katanya menegaskan.
Pihaknya juga menyoroti bagaimana unit usaha travel agent, yang banyak dikuasai pelaku usaha warga asing. Dicontohkan, usaha travel, orang lokal sudah tidak dapat apa-apa. Dia datang dari luar, travel dia, penginapan dia, semua dia sikat, sementara kita hanya jadi sopir, pengantar saja.
Ketua Forum Bela Negara Dewan Pimpinan Wilayah (FBN DPW) Bali Agustinus Nahak |
“Ini harus dibenahi. Ini aset kita dan pintu menuju kesejahteraan kita,” tegasnya lagi. Bagi warga negara memiliki potensi untuk menjadi pemimpin di negeri sendiri. Jangan mau diatur oleh kekuatan asing.
“Kami ingin sampaikan dalam hal bela negara semua unsur, termasuk pelaku pariwisata itu wajib bela negara. Bali ini harus benar-benar dijaga,” kata Agus wanti-wanti. Dalam kerangka itulah, pihaknya melaksanakan pogram Bela Negara yang terus digalakkan di Tanah Air.
Selama ini, masih banyak yang menafsirkan Bela Negara hanya semata-mata tugas dan tanggung jawab TNI/Polri. Selain itu, masih ada yang mengira bahwa Bela Negara semata-mata berkaitan dengan militerisme. Banyak yang mengira Bela Negara semata-mata berkaitan dengan perang fisik.
Simposium melibatkan pelaku pariwisata di Bali itu mengangkat tema Optimalisasi Peran Serta Komponen Pariwisata Dalam Upaya Bela Negara. Menurutnya, Bela Negara merupakan hak sekaligus kewajiban setiap warga negara, sebagaimana diatur dalam UUD.
Begitu pula masyarakat Bali, lebih khusus lagi komponen masyarakat pariwisata Bali juga memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam upaya bela negara. “Jadi Bela Negara tidak semata-mata berkaitan dengan perang fisik,” tegas pengacara muda ini.
Tema diangkat pada Simposium itu merupakan respon FBN DPW Bali terhadap dinamika lokal. Tema ini merupakan sinergitas FBN Bali terhadap hal-hal yang berkaitan dengan persoalan wilayah.
Simposium Bela Negara itu dibuka wakil gubernur Bali I Ketut Sudikerta. Selain pelaku pariwisata, hadir juga pada kesempatan itu Ketua FBN RI, perwakilan dari Pandam IX Udayana, Polda Bali, PPTP Kementerian Pertahanan Provinsi Bali, pejabat pemerintahan Provinsi Bali dan Kabupaten Badung. (rhm)