Genjot Ekspor, KKP Kembangkan Model Klaster Tambak Udang Berkelanjutan

8 Januari 2021, 07:31 WIB

Program prioritas tambak berkelanjutan ini tersebar di 5 (lima) lokasi
yakni Kabupaten Aceh Timur, Lampung Selatan, Cianjur Jawa Barat,
Kabupaten Buol Sulawesi Tengah, dan Sukamara Kalimantan Tengah/KKP.

Jakarta – Percontohan model klaster tambak udang berkelanjutan terus
dikembangkan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) Kementerian
Kelautan dan Perikanan (KKP), untuk mencapai target peningkatan nilai ekspor
udang nasional sebesar 250% hingga tahun 2024.

Program prioritas tambak berkelanjutan ini tersebar di 5 (lima) lokasi yakni
Kabupaten Aceh Timur, Lampung Selatan, Cianjur Jawa Barat, Kabupaten Buol
Sulawesi Tengah, dan Sukamara Kalimantan Tengah.

Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah merupakan salah satu lokasi yang
terpilih dari lima lokasi secara nasional mendapatkan kegiatan prioritas KKP
berupa program klaster tambak udang tahun 2020.

Dirjen Perikanan Budidaya (DJPB) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP),
Slamet menuturkan, percontohan model klaster tambak udang dibangun di Desa
Sungai Pasir, Kecamatan Pantai Lunci, Kabupaten Sukamara menggunakan lahan
tambak masyarakat seluas ± 5 Ha bermitra dengan pokdakan mina barokah sebagai
pelaku utama budidaya.

Dengan total kolam sebanyak 21 kolam terdiri dari 18 kolam produksi, 2 tandon
air dan 1 kolam Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

Pada akhir bulan Desember kemarin telah kita lakukan tebar benur udang vaname
dengan padat tebar 70 ekor per m2. Program percontohan klaster tambak udang
ini diharapkan menjadi rintisan dalam pengembangan budidaya udang di Kabupaten
Sukamara.

“Dan menjadi magnet agar masyarakat kembali antusias berbudidaya udang”, harap
Dirjen Slamet dalam siaran pers, Kamis (7/1/2021). Melalui Balai Besar
Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara, Slamet meminta agar terus
memberikan pendampingan teknis guna keberhasilan dari program ini.

“Keberhasilan dari program ini sangat penting, karena disamping mengejar
target produksi, juga agar masyarakat terutama di Kabupaten Sukamara mulai
kembali berbudidaya udang”, ujar Slamet.

Mengingat, di Kabupaten Sukamara ini masih sangat sedikit yang berbudidaya
udang, saya sangat mengapresiasi salah satu warga yaitu Syarial, seorang
petambak mandiri yang memulai berbudidaya udang vaname intensif berlokasi di
Desa Cabang Barat, Kecamatan Pantai Lunci, Kabupaten Sukamara dengan binaan
teknis budidaya dari BBPBAP Jepara.

“Saya sangat mengapresiasi dengan usahanya yang mandiri dan berhasil panen
sebanyak 9 ton dengan size 45, masa pemeliharaan 104 hari dengan padat tebar
100 ekor/m2 dan kelangsungan hidup (SR) 90%”, tutur Slamet.

Selama proses budidaya, tambak udang mampu menjadi kegiatan padat karya bagi
masyarakat setempat.

Tahap konstruksi pembuatan tambak milik bapak Syarial ini dengan tenaga
sekitar kurang lebih 150 orang, tahap pemeliharaan sekitar 10-20 orang dan
tenaga panen udang di petakan, tenaga sortir udang sekaligus packing di atas
truk sekitar kurang lebih 50 orang tenaga dan tenaga kerjanya merupakan
penduduk asli Desa Cabang Barat.

Adanya program percontohan model klaster tambak udang berkelanjutan pun
demikian. Mampu memberikan manfaat banyak bagi masyarakat. Terbukanya lapangan
pekerjaan, pendapatan pembudidaya meningkat sehingga menggairahkan ekonomi
daerah pada khususnya, dan perekonomian nasional pada umumnya”, papar Slamet.

Bupati Sukamara, H. Windu Subagyo, mengucapkan terimakasih kepada KKP, karena
memasukan Sukamara sebagai program prioritas pusat.

Baginya, suatu kebanggaan tak ternilai di tahun 2020 kemarin bagi masyarakat
Kabupaten Sukamara, karena telah terbangun dan ditebar perdana benur udang
vaname pada akhir tahun 2020 kemarin di tambak percontohan klaster tambak
udang vaname berkelanjutan yang berlokasi di Desa Sungai pasir, kecamatan
pantai Lunci kabupaten Sukamara, Kalimantan tengah seluas ± 5 Ha ini.

“Kami siap menjadikan Sukamara menjadi daerah yang berpotensi untuk
dikembangkan kembali budidaya udang dengan pola klaster berkelanjutan di
tambak masyarakat dan sangat berterima kasih dan apresiasi atas berbagai
bentuk bantuan yang diberikan.

Atas nama Pemda Sukamara kami siap mengemban amanah tersebut untuk mensupport
peningkatan produksi udang nasional”, tegas Bupati Windu.

Sedangkan Kepala BBPBAP Jepara, Sugeng Raharjo menambahkan panen udang vaname
perdana di tambak masyarakat binaan BBPBAP Jepara ini diharapkan sebagai awal
kemajuan budidaya udang di Sukamara.

Panen perdana ini merupakan upaya kita untuk meningkatkan produksi udang
nasional tapi dengan tetap menjaga keberlanjutan dan ramah lingkungan serta
meningkatkan perekonomian masyarakat, terutama di Kabupaten Sukamara.

“Semoga dengan pendampingan teknis dari BBPBAP Jepara bisa meningkatkan
perkembangan budidaya udang di Sukamara sehingga kedepannya Sukamara dapat
menjadi salah satu kawasan budidaya udang nasional”, tutur Sugeng.

Kepala BBPBAP Jepara juga sangat berbangga kepada Syarial dengan tahap awal
modal mandiri terbangun 3 petak budidaya dengan luasan @1.500 m2, 1 petak
tandon luasan 2.000 m² dan 1 petak saluran buang sekaligus pengolah air
buangan dengan luas 1.000 m².

Konstruksi tambak dengan dilapisi plastik lining geomembrane LDPE dengan
ketebalan 500 mikron, sumber air berasal dari laut, padat tebar 100 ekor/m²
udang vaname, menggunakan kincir sebagai suplay oksigen serta pakan buatan
berupa pelet udang.

Dengan luas petakan budidaya udang 4500 m2 mampu menghasilkan panen udang
sebanyak 9 ton, hasil yang sangat luar biasa.

Selain itu, BBPBAP Jepara sebagai penanggung jawab tambak udang model klaster
di Kabupaten Sukamara. Berharap adanya percontohan tambak udang berkelanjutan
ini mampu menjadi pendorong tumbuh dan berkembangnya kemajuan budidaya udang
di kabupaten Sukamara.

“Sekaligus juga sebagai center of knowledge bagi petambak disekitar agar mampu
berbudidaya secara baik dan benar, mengedepankan konsep ramah lingkungan serta
berkelanjutan”, terang Sugeng. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini