Gerhana Matahari Diharapkan Lahirkan Riset dan Inovasi Baru Peneliti

6 Maret 2016, 03:00 WIB

images 15

Kabarnusa.com – Terjadinya fenomena alam Gerhana Matahari hendaknya dimanfaatkan para peneliti di Indonesia untuk pengembangan riset dan menghasilkan inovasi baru.

Dirjen Sumber Daya Iptek dan Pendidikan Tinggi Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) Ali Ghufron Mukti
berharap Gerhana Matahari Total (GMT) pada 9 Maret dapat
memicu para peneliti untuk mengembangkan risetnya terkait fenomena alam langka itu.

“Fenomena yang sangat jarang dan berharga itu harus benar-benar dimanfaatkan peneliti untuk menghasilkan inovasi baru,” harap Ghufron kepad wartawan di UGM Yogyakarta Sabtu (5/3/2016).

Apalagi, selama ini belum banyak penelitian tentang GMT yang dikembangkan di Indonesia.

Pada era dulu, setiap kali terjadi gerhana, masyarakat utamanya di pedesaan banyak melakukan aksi, seperti memukul kentongan sebagai bagian dari kearifan lokal.

“Ada juga melaksanakan salat gerhana, namun tidak pernah memikirkan secara ilmiah,” imbuh mantan Wakil Menteri Kesehatan itu.

Sementara terkait dampak GMT bagi kesehatan, Ghufron menuturkan bahwa pancaran radiasi dari efek gerhana matahari itu sangat beresiko bagi kesehatan mata.

Kendati tidak mengakibatkan kebutaan secara spontan, namun dia mengimbau masyarakat dapat menghindari resiko tersebut.

Caranya, dengan menggunakan kacamata pelindung khusus saat hendak menyaksikan gerhana matahari tersebut. (ari)

Berita Lainnya

Terkini