Denpasar – Gubernur Bali I Wayan Koster mengharapkan Intelligent Transport System Indonesia (ITS) Indonesia turut membantu memecahkan persoalan kepadatan lalu lintas maupun pengelolaan sistem transportasi di Bali.
Dikatakan Gubernur Koster, Bali membutuhkan manajemen transportasi yang baik.
Pembangunan transportasi Bali saat ini juga memerlukan perhatian agar dapat saling terintegrasi. Kolaborasi ini merupakan salah satu bagian dari masterplan infrastruktur dan transportasi Bali agar pembangunannya berjalan teratur dan terencana dengan baik.
Dijelaskan, saat ini Bali tengah mengupayakan koneksi (shortcut) Bali Utara – Bali Selatan, pembangunan pelabuhan di Sanur, Nusa Penida, dan Nusa Ceningan, dan pelabuhan Gilimanuk-Mengwi.
Nantinya dampaknya adalah kepada kepadatan lalu lintas di Denpasar dan Badung, yang selama ini masalahnya belum terpecahkan.
“Maka, kerja sama dengan ITS Indonesia ini sangat bagus. Harapannya ITS Indonesia dan seluruh anggota dapat membantu kami mengelola sistem transportasi di Bali dengan lebih baik dan lebih handal,” kata Gubernur Wayan Koster.
Hal itu disampaikannya dalam acara kolaborasi Qlue, ITS Indonesia, dan Pemerintah Provinsi Bali melalui seremoni penandatanganan MoU kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Bali dan Qlue sebagai bentuk penerapan transportasi cerdas di Provinsi Bali
Turut hadir , Deputi Bidang Industri dan Investasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Henky Hotma Parlindungan Manurung, Kepala Kepolisian Daerah Bali Inspektur Jenderal Putu Jayan Danu Putra, Presiden ITS Indonesia William Sabandar, dan Co-Founder & CTO Qlue Andre Hutagalung, bersama anggota ITS Indonesia lainnya.
Deputi Bidang Industri dan Investasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Henky Hotma Parlindungan Manurung menyampaikan dukungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terhadap inisiatif ini. Keberadaan sistem transportasi cerdas berbasis teknologi akan memberikan nilai tambah signifikan bagi pariwisata Bali di mata wisatawan lokal maupun mancanegara.
Penandatanganan Kesepakatan Bersama ini menunjukkan adanya arah Bali menuju quality tourism; menjunjung nilai easiness, kemudahan bagi publik dalam mengakses situs-situs pariwisata.
“Bali akan mengalami perubahan yang menunjang pariwisatanya, baik untuk masyarakat lokal, turis domestik, dan turis internasional. Selain itu, inisiatif ini juga sejalan dengan upaya pengurangan jejak emisi karbon (carbon footprint) di Pulau Bali,” ujar Henky.
Presiden ITS Indonesia William Sabandarmenyatakan ITS Indonesia senantiasa mendukung perkembangan sistem transportasi cerdas di Indonesia khususnya di Provinsi Bali.
Kata dia, sebagai jantung pariwisata di Indonesia, Bali harus ditunjang dengan ketersediaan layanan transportasi yang memadai demi menghadirkan pengalaman mobilitas yang lebih baik bagi wisatawan dan masyarakat setempat.
Pihaknya sudah berdiskusi dengan Dinas Perhubungan Provinsi Bali, tentang bagaimana implementasi intelligent transport system di Bali secara terukur dan terimplementasi. Sektor pariwisata yang maju harus ditunjang dengan transportasi yang bagus pula.
“Maka transportasi dan turisme tidak dapat dipisahkan. Dengan mengembangkan sistem transportasi yang ditujukan untuk menyokong sektor pariwisata, maka kita bisa memutar roda perekonomian secara lebih maksimal lagi,” ujar William.
Co-Founder dan Chief Technology Officer Qlue Andre Hutagalungmengatakan, implementasi transportasi cerdas dengan konsep Intelligent Transport Tourism System di Bali ini sejalan dengan visi Qlue untuk menghadirkan mobilitas masyarakat yang lebih baik dengan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan Internet of Things (IoT).
Melalui solusi Dynamic Traffic Controller (DTC), kepadatan lalu lintas di persimpangan lampu merah bisa disesuaikan dengan intensitas antrian kendaraan sehingga mengurangi potensi kemacetan di jalan raya. ***